Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Standar Kesempurnaan dari Media Sosial: Beban Psikologis Bagi Generasi Z

1 Desember 2024   12:54 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:07 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Kecanduan Media Sosial. | Pexels. Vlada Karpovich

Di sinilah kita harus mulai sadar dan cari solusi agar media sosial nggak terus-terusan jadi beban buat Generasi Z. 

Dampak Media Sosial pada Persepsi Diri

Di era sekarang, siapa sih yang nggak pernah scroll Instagram atau TikTok dan tiba-tiba merasa “Duh, kok hidup dia kayaknya lebih keren dari gue ya?” Itu semua terjadi karena media sosial bisa dibilang punya cara licik untuk “mengatur” cara kita melihat diri sendiri. 

Salah satu efek paling terasa adalah munculnya ekspektasi yang tidak realistis soal tubuh, gaya hidup, dan pencapaian. Sepertinya, semua orang di media sosial punya hidup yang sempurna, membuat kita jadi tidak pernah puas dengan diri sendiri.

Ekspektasi Tubuh Ideal

Coba liat feed Instagram atau explore TikTok—isinya pasti penuh dengan orang-orang dengan badan ideal: perut rata, kulit glowing, atau mungkin otot yang kelihatan “perfect”. 

Sadar nggak sadar, ini membuat kita berpikir kalau tubuh kita harus kayak gitu juga supaya dianggap “cantik” atau “good looking”. Padahal, banyak yang nggak tahu kalau foto-foto itu seringkali editan atau hasil pemotretan profesional dengan lighting dan angle yang pas. 

Tapi tetap saja otak kita seperti langsung memberikan standar, “Oh, ini nih yang harus gue capai.” 

Dampaknya banyak yang rela diet ekstrem, menghabiskan uang untuk skincare mahal, atau bahkan operasi demi menyamakan “standar” itu. Kalau nggak berhasil? Ya sudah, insecure deh, berpikir badan sendiri tidak cukup bagus.

Gaya Hidup Mewah

Tidak hanya soal penampilan, media sosial juga bikin kita merasa hidup harus selalu “wow”. Liat influencer yang tiap minggu staycation di hotel mewah atau nongkrong di kafe estetik yang bikin kita mikir, “Kok gue cuma di rumah aja?” 

Generasi Z, yang hidupnya sudah dari kecil terhubung dengan media sosial, jadi sering sekali merasa harus punya gaya hidup seperti itu supaya “dianggap”. Padahal, nggak semua yang kita lihat itu asli—banyak yang ngutang atau cuma numpang foto biar kelihatan keren.

Pencapaian Tinggi

Nah, ini nih yang juga berat. Media sosial bikin pencapaian orang lain jadi kelihatan “mudah” dan super cepat. 

Melihat orang umur 20-an sudah punya bisnis sukses, rumah, atau mobil mewah, yang membuat kita mikir, “Gue ngapain aja selama ini?” Akhirnya, kita jadi overthinking dan nge-push diri sendiri terlalu keras, padahal jalur hidup tiap orang itu beda-beda.

Perbandingan Sosial dan Insekuritas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun