2. Program Museum
Strategi edukasi lain yang bisa dibuat oleh MSB adalah membuat dan mengemas program-program dengan muatan pendidikan dan hiburan yang seimbang sebagai bagian dari misi utama mereka dalam memberikan pelayanan edukasi kepada pengunjung. Program-program edukasi ini ada yang dilakukan di luar museum, dan ada yang dilakukan di dalam museum. Berikut ini adalah program-program yang dapat dibuat dan dijalankan oleh MSB.
a. Museum Masuk Sekolah dan Museum Keliling
Program Museum Masuk Sekolah dan Museum Keliling adalah contoh program edukasi yang dilakukan di luar museum. Untuk menjalankan program ini, museum dapat menjalin kerja sama dengan pihak sekolah yang bersangkutan atau dengan instansi pemerintah, misalnya dengan Direktorat Permuseuman Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.Â
Jadi, tidak hanya lewat penyuluhan yang terkesan sangat formal, tetapi dengan membawa koleksi museum ke sekolah-sekolah, agar dapat digunakan sebagai bahan ajar oleh para guru di sekolah. Hal ini akan menjadikan museum lebih hidup, karena mereka tidak hanya menunggu masyarakat untuk datang berkunjung, tetapi mereka yang mendatangi masyarakat tersebut.
Jika program museum masuk sekolah bertujuan untuk menjangkau segmen anak-anak di sekolah-sekolah, maka program museum keliling ditujukan untuk menjangkau segmen orang dewasa, masyarakat luas, termasuk mereka yang berada di daerah-daerah yang jauh dari museum.Â
Program museum keliling ini dapat dibuat oleh museum dengan cara membawa dan menampilkan koleksi museum, baik asli maupun replika dalam sebuah kendaraan (seperti mini bus) yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga masyarakat dapat masuk ke dalam kendaraan dan melihat-lihat seperti apa koleksi yang ditampilkan tersebut.
b. Kunjungan Sekolah
Program ini termasuk program yang dilakukan di dalam museum. Saat ini, museum harus memikirkan kembali bagaimana agar kunjungan siswa-siswa sekolah itu bukan hanya sekadar formalitas tanpa makna, melainkan menjadi suatu pengalaman baru yang mendidik bagi para siswa dan para guru. Dalam kegiatan ini, museum harus dapat bekerja sama dengan para guru dan memperkenankan mereka menggunakan sumber daya yang ada di museum dengan lebih baik.
Kunjungan sekolah ke museum ini hendaknya bukan menjadi suatu akhir dari proses belajar siswa, tetapi menjadi bagian dari serangkaian kegiatan belajar mereka.Â
Oleh karena itu, sebelum kunjungan dilakukan akan lebih baik bila ada perencanaan awal antara pihak museum dengan pihak sekolah, dalam hal ini diwakili oleh para guru, sehingga dapat merangkai suatu kegiatan edukasi yang bermakna. Tugas museum dalam kegiatan ini adalah menyediakan berbagai materi pendidikan, sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan, seperti penyediaan lembar kerja siswa (LKS), katalog, dan fasilitas pendukung lainnya.