Keistimewaan lain bank islam adalah dengan penerapan sistem bagi hasil bearti tidak membebani biaya di luar kemampuan nasabah dan akan terjamin adanya "keterbukaan". Dikatakan tidak membebani biaya kepada nasabah diluar kemampuannya Karena bank Islam tidak menetapkan beban biaya di muka.Â
Apa yang menjadi kewajiban nasabah adalah membagi hasil dari perolehan usaha secara nyata yang sebagian atau seluruhnya di biayai oleh bank. Dan akan terjamin keterbukaan, karena nasabah selalu dapat mengetahui perkembangan perolehan bank dari sistem bagi hasilnya. Sehingga bank tidak akan bisa menyembunyikan pendapatnya.
Adanya kenyataan bahwa dalam kehidupan ekonomi masyarakat modern cenderung menimbulkan pengeksploitasian kelompok kuat (kuat ekonomi plus politik) terhadap kelompok lemah. Kenyataan ini menimbulkan reaksi balik dari kelompok lemah yang merupakan mayoritas untuk bereaksi bagi munculnya kehidupan ekonomi yang berkeadilan. Di sinilah bank islam dengan sistem bagi hasilnya menawarkan alternatif terhadap kehidupan ekonomi yang berkeadilan itu.
Kelemahan dan Permasalahan  Bank Islam di Dalam Operasionalnya
Bank Islam sebagai lembaga keuangan baru yang muncul lebih belakangan dari  bank-bank konvensional di dalam operasionalnya akan menghadapi permasalahan yang juga merupakan tantangan tersendiri bagi bank Islam. Kelemahan dan permasalahan yang ada dalam operasionalisasi bank Islam adalah:
Piha-pihak yang terlibat di dalam operasionalisasi bank Islam itu di dasarkan pada ikatan emosional keagamaan yang sama, maka antara pihak-pihak, khususnya pengelola bank dan nasabah harus saling percaya, bahwa mereka sama-sama beritikad baik dan jujur di dalam bekerja sama. Di sini, unsur kredibilitas moral sangat menentukan.Â
Bagi pengelola bank, apabila kredibilitas moralnya tidak baik, meskipun penyimpangan yang dilakukan menimbulkan kerugian bag nasabah tetapi tindakan pengelola masih bisa dikenakan sanksi baik sanksi administratif maupun sanksi yuridis menurut peraturan perundang-undang yang berlaku. namun, apabila nasabah yang "nakal" selain merugikan, bank akan kesulitan memberikan sanksi  karena di dalam bank Islam tidak di kenal adanya bunga, denda keterlambatan, dan sebagainya. Sehingga bank harus memperkuat fungsi pengawasannya. Ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam hal manajemen dan administrasi.
Sistem bagi hasil yang adil, menuntut tingkat professional yang tinggi bagi pengelola bank untuk membuat perhitungan yang cermat dan terus menerus, karena perolehan dari sistem bagi hasil tergantung pada tingkat keberhasilan usaha nasabah, padahal pengelolah yang professional merupakan persoalan yang belum terpecahakan dalam bank konvensional yang kelahirannya lebih lama. Â
Tingkat  profesionalisme nasabah menjadi persoalan karena tingginya pendapatan bank tergantung keberhasilan usaha nasabah tergantung pada tingkat profesionalismenya.
Motivasi masyarakat muslim untuk terlibat di dalam aktivitas bank Islam adalah emosi keagamaan. Ini bearti tingkat efektivitas keterlibatan masyarakat muslim dalam bank Islam tergantung pada sikap dan pola pikir masyarakat muslim itu sendiri.Â
Gejala umum menunjukan bahwa sikap dan pola pikir masyarakat muslim di Negara-negara yang sedang berkembang sebagai basisnya di bidang ekonomi masih memiliki sikap dan pola pikir yang konsumtif. Untuk mengubah sikap dan pola pikir  masyarakat ini diperlukan waktu yang panjang disertai upaya-upaya yang lebih terstuktur dan berkesinambungan.