"Jadi urusanku sekarang," Ganesha sangat yakin menyelesaikan kalimat itu.
Mentari mulai bangkit dari kursi, tangan Ganesha menarik lembut. "Sorry, duduklah..."
Mentari masih mengikuti anjuran Ganesha, walau kejengahan sudah mulai timbul.
"Kamis, ya. Aku jemput."
Mentari mengangguk. Pertemuan yang membuat Mentari bertanya-tanya. Mengapa dia bisa 'setakluk' itu.
Ponsel cerdas Mentari berbunyi. Ibu Rahutami memanggil.
"Maaf, aku harus pulang. Ibu minta tolong diantarkan ke gereja."
"Hati-hati. Sampai jumpa Kamis.."
Mentari berlalu dari hadapan laki-laki yang berhasil membuatnya sedikit 'melunak'.
***
Peristiwa beberapa belas tahun lalu berkelebatan kembali dalam memori Mentari. Seseorang yang pernah mengisi hari-hari Mentari. Harus terpisah karena sebuah prinsip keduanya. Mentari terluka namun tidak pernah diakuinya. Yang justru membuatnya jauh lebih berat menjalani hari-hari hidup.