Mohon tunggu...
Nita Gustiani
Nita Gustiani Mohon Tunggu... Guru - Guru Taman Kanak-kanak

Menyukai anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar dan Karakter Toleransi Anak

11 Desember 2022   13:44 Diperbarui: 11 Desember 2022   14:31 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

8%

Dari data awal di atas, dapat penulis simpulkan bahwa karakter toleransi anak kelompok B TK Mi'roojuttaqwaa Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang ternyata masih rendah dan termasuk dalam kategori kurang (K). Hal ini berarti karakter toleransi anak masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu diadakan upaya dan tindakan untuk meningkatkan karakter toleransi anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan permainan modifikasi tikus sawah takut petani.

  • Siklus I

Berdasarkan data kemampuan motorik kasar anak siklus I dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan modifikasi tikus sawah takut petani pada anak kelompok B TK PGRI Mekar Galih Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang diketahui bahwa kemampuan motorik kasar tersebut masih belum mencapai apa yang diharapkan, tetapi mulai mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal. Dari 12 orang anak ada 4 orang anak (33%) yang masuk dalam kategori mulai berkembang (MB) dan 8 orang anak lainnya (67%) sudah mencapai kategori berkembang sesuai harapan (BSH). Pada siklus I sudah tidak ada lagi anak yang masuk kategori belum berkembang (BB). Dengan demikian, hampir sebagian besar anak (33%) pada siklus I memiliki kemampuan motorik kasar dengan kategori mulai berkembang (MB) dan 67% yang masuk kategori berkembang sesuai harapan (BSH).

Berdasarkan data karakter toleransi anak siklus I dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan modifikasi tikus sawah takut petani pada anak kelompok B TK PGRI Mekar Galih Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang diketahui bahwa karakter toleransi anak masih belum mencapai apa yang diharapkan, tetapi mulai mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal. Dari 12 orang anak ada 6 orang anak (50%) yang masuk dalam kategori cukup (C) dan 6 orang anak lainnya (50%) sudah mencapai kategori baik (B). Dengan demikian, hampir setengahnya anak (50%) pada siklus I memiliki karakter toleransi dengan kategori baik (B) dan 50% yang masuk kategori cukup (C).

  • Siklus II

Berdasarkan data kemampuan motorik kasar anak siklus II dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan modifikasi tikus sawah takut petani pada anak kelompok B TK PGRI Mekar Galih Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang diketahui bahwa kemampuan motorik kasar tersebut sudah mencapai harapan dan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Dari 12 orang anak, hanya 1 orang anak (8%) yang masih berada pada kategori belum berkembang (MB). Kemudian 8 orang anak (67%) masuk dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dan 3 orang anak lainnya (25%) mencapai kategori berkembang sangat baik (BSB). Dengan demikian, hampir sebagian besar anak (92%) pada siklus I memiliki kemampuan motorik kasar dengan kategori berkembang sangat baik (BSB) dan hanya (8%) yang masuk kategori mulai berkembang (MB).

Berdasarkan hasil uraian tersebut, karakter toleransi anak siklus II pada proses pembelajaran dengan menggunakan permainan modifikasi tikus sawah takut petani pada anak kelompok B TK PGRI Mekar Galih Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang diketahui bahwa karakter toleransi tersebut sudah mencapai harapan dan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I.  Jumlah total keseluruhan aspek yang didapatkan yaitu 192 dari kemungkinan jumlah total maksimal bila karakter toleransi tinggi 216. Dengan demikian, karakter toleransi anak pada siklus II mencapai 83% sehingga tidak diperlukan lagi perbaikan. Hampir sebagian besar anak (83%) pada siklus II memiliki karakter toleransi dengan kategori baik (B) dan hanya (17%) yang masuk kategori cukup (C).

 

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Secara Klasikal

pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

 

No

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun