Mohon tunggu...
Nita Gustiani
Nita Gustiani Mohon Tunggu... Guru - Guru Taman Kanak-kanak

Menyukai anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar dan Karakter Toleransi Anak

11 Desember 2022   13:44 Diperbarui: 11 Desember 2022   14:31 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hermawan dalam Dimyati (2013: 142) menyatakan bahwa, "Model spiral Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat tahapan yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi". Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada model desain ini ialah satu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dari uraian desain model tindakan Kemmis dan Mc Taggart di atas, peneliti dapat menjelaskan sebagai berikut.

  • Perencanaan (Planning)
  • Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi dan penilaian yang disesuaikan dengan rencana.

  • Pelaksanaan Tindakan (Action)
  • Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan kerjasama peneliti dengan subjek penelitian sehingga dapat memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas.

  • Pengamatan (Observation)
  • Observasi yaitu mengamati proses dan hasil dari tindakan yang dilaksanakan terhadap anak dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan langsung oleh observer dalam penelitian tindakan kelas. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.
  • Hasil Tindakan (Reflecting)
  • Pada tahap ini peneliti bertugas mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil yang didapatkan dari pelaksanaan tindakan dengan melihat dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan dipikirkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dengan anak, metode, alat peraga maupun evaluasi.
  • Rencana Tindakan (Planning)
  • Rencana tindakan merupakan perencanaan dalam melakukan penelitian yang disusun untuk meningkatkan kemampuan sesuai indikator yang akan dicapai. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas dipaparkan dalam uraian sebagai berikut.
  • Mempersiapkan Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH).
  • Menyiapkan fasilitas dan alat main yang mendukung proses pembelajaran.
  • Menyusun instrumen penelitian, yang di dalamnya memuat lembar observasi untuk meninjau peningkatan kemampuan motorik kasar anak dan lembar penilaian untuk melihat peningkatan karakter toleransi anak.
  • Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan perkembangan yang dialami anak dengan aspek yang diteliti.
  • Pelaksanaan Tindakan (Acting)
  • Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti akan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan yang tertuang pada RPPH. Dikatakan demikian, karena kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan merupakan pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.
  • Sebelum masuk kelas, anak-anak berbaris terlebih dahulu di depan kelas. Tujuannya untuk mengondisikan anak agar siap belajar. Dimulai dengan menyanyikan berbagai lagu, menyiapkan anak dan mengucapkan ikrar murid. Setelah itu baru masuk kelas.
  • Anak-anak berdo'a sebelum memulai pembelajaran yang dilanjutkan dengan pembukaan pembelajaran oleh guru.
  • Guru melakukan apersepsi mengenai tema pembelajaran dan tanya jawab tentang kegiatan yang akan dilakukan.
  • Guru menjelaskan tentang cara bermain, menyebutkan alat-alat yang akan digunakan saat bermain dan membagi anak-anak ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan permainan modifikasi tikus sawah takut petani
  • Guru membimbing anak untuk melakukan kegiatan permainan modifikasi tikus sawah takut petani.
  • Pengamatan (Observing)
  • Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan ketika kegiatan penelitian berlangsung. Adapun hal-hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
  • Peningkatan kemampuan motorik kasar anak dalam pembelajaran melalui penerapan permainan modifikasi tikus sawas takut petani.
  • Peningkatan karakter toleransi anak dalam pembelajaran melalui penerapan permainan modifikasi tikus sawah takut petani.


  • Refleksi (Reflecting)
  • Hasil tindakan atau refleksi untuk menganalisis terjadinya proses dan hasil pembelajaran anak melalui penerapan permainan tikus sawah takut petani. Kegiatan refleksi ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
  • Melihat data yang diperoleh selama melaksanakan tindakan.
  • Melihat hasil observasi pada kegiatan yang telah dilaksanakan.
  • Berdiskusi dengan guru pamong yang bertugas menjadi observer tentang hasil yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian.
  • Menyusun kembali rencana yang akan dilaksanakan selanjutnya dan memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang dan perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.

  • Setting Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Lokasi atau tempat pelaksanaan penelitian yaitu TK Mi'roojuttaqwaa yang beralamat di Jalan Suyeh RT 07 RW 02 Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dengan fokus penelitian adalah anak kelompok B.
  • Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama kurun waktu 2 bulan, terhitung dari bulan Mei 2020 sampai dengan Juni 2021. Adapun praktiknya, penelitian ini direncanakan dalam beberapa siklus yang belum bisa ditentukan, tergantung pada ketercapaian tingkat keberhasilan proses pembelajaran.

  • Subjek Penelitian
  • "Subjek penelitian adalah tempat dimana suatu hal atau orang untuk mengambil variabel peneliti, melekat di permasalahkan" (Suharsimi, 200: 119). Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok B di kelas B1 TK Mi'roojuttaqwaa Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2020/2021. Anak kelas B1 ini berjumlah 12 anak, yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 6 anak perempuan berusia 5-6 tahun.
  • d. Teknik Pengumpulan Data
  • Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes atau non tes. Teknik tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Tes yang digunakan pada pendidikan anak usia dini adalah tes perbuatan yaitu tes unjuk kerja. Sedangkan non tes dilakukan untuk mendapatkan data mengenai peningkatan karakter toleransi anak pada saat melakukan kegiatan pembelajaran dengan observasi.

 

  • Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak masih rendah. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang dilaksanakan kurang bervariasi, sehingga timbul kejenuhan pada anak. Guru kurang mengeksploitasi kemampuan gerak anak dan belum melakukan pembiasaan terhadap perkembangan karakter toleransi anak. Akibat rendahnya kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak tersebut sebagian besar anak belum mampu melakukan gerakan-gerakan motorik kasar secara terkoordinasi dan belum munculnya sikap toleransi pada diri anak. Berdasarkan data awal diketahui bahwa kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak rata-rata masih rendah. Oleh karena itu, perlu diadakannya suatu tindakan untuk memperbaikinya.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan permainan modifikasi tikus sawah takut petani untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak. Data awal kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK Mi'roojuttaqwaa Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut.

Data Awal Kemampuan Motorik Kasar Anak


No

Aspek yang Dinilai

Hasil Observasi

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun