Anak usia dini penuh tenaga dan tak henti-hentinya bergerak. Waktu bertumbuh, mereka mengembangkan dan memperhalus keterampilan gerak motorik kasar. Anak-anak mengalami banyak pertumbuhan di bidang perkembangan fisik, karena mereka mengupayakan keselarasan gerakan-gerakan tubuhnya. Lari, lompat dan panjat menjadi semakin otomatis dan bukan merupakan tindakan yang sadar atau bertujuan. Keterampilan motorik kasar menjadi lebih gesit dan serasi. Anak-anak bisa menggabungkan berlari dan melompat dengan dua kaki, berjingkat dan melompat. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf sehingga anak akan sulit menunjukkan suatu keterampilan tertentu ketika belum matang. Pada anak usia dini tampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis keterampilan. Otot-otot besar lebih berkembang dibandingkan dengan kontrol terhadap tangan dan kaki sehingga mereka belum bisa melakukan kegiatan yang rumit. Perkembangan fisik yang normal sangat menentukan kelancaran pembelajaran.
Karakter sering disederhanakan menjadi kepribadian (personality). Karakter adalah bahan dasar kepribadian. Seseorang yang berkarakter, pasti dia seorang yang berkepribadian. Akan tetapi, orang yang mempunyai kepribadian, belum tentu orang yang berkarakter. Karakter adalah watak, sifat, akhlak ataupun perilaku yang membedakan seorang individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain, karakter juga dapat dikatakan sebagai  keadaan yang sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang membedakan antara dirinya dengan individu lain.
Kusuma dalam Daryanto dan Darmiatun (2013:169) berpendapat bahwa, "Karakter merupakan ciri, gaya, sifat atau pun karakteristik diri seseorang yang berasal dari bentukan atau pun tempaan yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya". Karakter memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pendidikan karakter bagi anak usia dini sangat penting dan akan mewarnai perkembangan pribadinya secara keseluruhan.
Penanaman karakter pada anak usia dini dilakukan dengan cara menanamkan kebiasaan tentang berbagai perilaku yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupannya. Karakter merupakan sifat alami bagi anak usia dini untuk merespon situasi secara bermoral. Karakter harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui pembiasaan untuk berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab dan hormat kepada orang lain.
Dalam proses pembelajaran di TK Mi'roojuttaqwaa diharapkan motorik kasar anak dapat berkembang sesuai harapan bahkan dapat berkembang sangat baik. Karakter toleransi anak harus berkembang dengan baik sesuai dengan tingkat pencapaian yang diharapkan agar tujuan pembelajaran pun dapat tercapai sesuai dengan harapan. Namun, pada kenyataannya di lapangan ditemukan permasalahan motorik kasar anak yang belum berkembang, bahkan sebagian anak masih sulit melakukan beberapa gerakan dengan benar. Karakter toleransi anak juga masih perlu dilatih agar terbentuk kepribadian anak yang baik.
Kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak di TK Mi'roojuttaqwaa masih belum berkembang dengan baik. Hal itu terjadi karena belum optimalnya pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak. Pembelajaran di sekolah  kurang menarik dan tidak bervariasi. Guru belum melaksanakan prinsip pembelajaran yang berpusat pada anak, namun sebaliknya pembelajaran berpusat pada guru. Pembelajaran terkesan monoton karena guru jarang sekali menggunakan metode, model, teknik, strategi, media atau pun permainan yang baru.
Berdasarkan paparan di atas, guru harus berupaya untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak dalam pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru yaitu dengan  menggunakan permainan modifikasi tikus sawah takut petani. Permainan bagi anak merupakan suatu aktivitas yang sangat menyenangkan, menimbulkan kegembiraan serta sebagai tempat mengekspresikan apa yang anak rasakan. Dalam permainan modifikasi tikus sawah takut petani anak diberi kesempatan untuk bergerak lincah dan dilatih untuk menghargai teman dan lawan mainnya. Gerakan-gerakan anak dapat terkontrol dengan adanya aturan main. Dengan demikian, anak akan tahu bagaimana cara bertoleransi kepada orang lain.
Permainan modifikasi tikus sawah takut petani merupakan permainan yang dimodifikasi dari permainan "kursi musik". Permainan modifikasi ini di dalamnya ada unsur kompetisi atau perlombaan dengan tujuan memotivasi anak agar semangat bermain. Permainan dimulai dari pembagian kelompok, pemberian identitas kelompok dari setiap anggotanya. Kemudian mengalunkan musik dan memberhentikan musik. Ketika musik mulai berhenti anak mulai mengambil benda yang telah disediakan sebanyak yang mampu anak ambil dan menyembunyikannya di tempat persembunyiannya dan bergabung dengan anggota kelompoknya masing-masing. Pada akhir permainan anak disuruh menghitung jumlah benda yang didapat oleh setiap kelompok. Kemampuan motorik kasar anak akan terkembangkan seoptimal mungkin seiring dengan kematangan otot-otot besarnya karena anak banyak bergerak dan berlari. Anak terlatih juga untuk menghargai temannya, bagaimana ketika menerima kekalahan atau menjadi pemenang anak akan terbiasa untuk bertoleransi kepada orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar dan karakter toleransi anak. Oleh karena itu, penulis wujudkan dalam bentuk skripsi dengan judul,  Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar dan Karakter Toleransi melalui Permainan Modifikasi Tikus Sawah Takut Petani  (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Mi'roojuttaqwaa Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Tahun Pembelajaran 2020/2021).
- Metodologi Penelitian
Desain penelitian diartikan sebagai rencana penelitian. Rencana penelitian disebut juga sebagai rancangan penelitian. "Rancangan penelitian diartikan sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti hal yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing" (Suhendar, 2016: 72). Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Dimyati (2013: 13), "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama".
Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja, komponen tindakan (acting) dengan pengamatan (observing) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Dikatakan demikian, Â karena kedua kegiatan tersebut haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi harus dilaksanakan.