BEST PRACTICE GURU
DALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MEMBACA SIMBOL PETA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII A SMP IT ABU JAFAR MOJOGEDANG TAHUN 2019
Â
Oleh
 Nisa Eka Yuniati, S.Pd.
Â
SMP IT Abu Ja'far Mojogedang
2018
Â
 HALAMAN PENGESAHAN
Â
Judul         : PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MEMBACA SIMBOL PETA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII A SMP IT ABU JAFAR MOJOGEDANG
Penulis       :  Nisa Eka Yuniati, S.Pd.
Jabatan       :  Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Benar -- benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Menyetujui dan mengesahkan                              Â
Mojogedang, 15 Oktober 2018
Kepala SMP IT Abu Jafar Mojogedang                       Penulis
Sriyanto, S.Si                                    Nisa Eka Yuniati, S.Pd.      Â
KATA PENGANTAR
      Puji syukur yang mendalam penulis haturkan kepada Allah, SWT yang telah memberikan kekuatan dan bimbingan dan juga kesabaran kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
      Karya tulis sederhana ini penulis maksudkan sebagai sumbang saran bagi peningkatan mutu dan profesionalisme para guru Bahasa Indonesia yang terpanggil untuk berpartisipasi mencerdaskan anak bangsa sehingga generasi yang akan datang menjadi generasi yang bisa mengemban amanah bangsa serta benar-benar siap terlibat dalam milenium baru. Berawal dari rasa cinta penulis pada bidang pendidikan, dan juga mimpi untuk bisa memberikan andil pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, maka karya tulis ini disusun.Â
      Karya tulis ini dapat terwujud atas bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Bapak Sriyanto, S.Si., selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin dan dukungan atas pelaksanaan kegiatan pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial  di SMP IT Abu Jafar Mojogedang.
Kelompok Kluster Mojogedang., yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini.
Rekan-rekan guru SMP IT Abu Jafar Mojogedang yang telah mendukung dalam kegiatan ini.
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan ini, maka dengan segala rendah hati penulis menerima segala saran dan kritik membangun untuk peningkatan mutu dan profesionalisme di masa-masa yang akan datang. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya, dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya.
Mojogedang, 15 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Â
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................................................
vii
ABSTRAK.......................................................................................................................................
viii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................................................
1
    A. Latar Belakang Masalah   Â
1
    B. Rumusan Masalah   Â
2
    C. Tujuan   Â
3
   D.  Manfaat   Â
      3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................................................
4
   A.  Pengertian Pembelajaran   Â
4
    B. Tutor Sebaya   Â
      5
    C.  Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tutor Sebaya   Â
6
    D.  Kerangka Berpikir   Â
8
BAB III. PEMBAHASAN MASALAH.......................................................................................................................................
9
    A.  Alasan Strategi Pemecahan Masalah   Â
9
    B.  Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran IPS Materi Membaca Peta........................................................................................................................
9
BAB IV. PENUTUP.......................................................................................................................................
12
    A.  Simpulan    Â
12
    B.  Saran   Â
12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................
     14
LAMPIRAN.......................................................................................................................................
     15
Â
Â
Â
DAFTAR GAMBAR
Â
Â
Gambar 1
Seorang siswa yang ditunjuk menjadi tutor sebaya sedang memberi penjelasan kepada teman-temannya.
Gambar 2
Siswa Terlihat antusias mendengar penjelasan dari tutor sebaya.
Gambar 3
Pembelajaran dengan model pembelajaran tutor sebaya bersifat fleksibel dan menyenangkan.
Gambar 4
Pada model pembelajaran tutor sebaya siswa juga dituntut belajar mandiri.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
BAB I
PENDAHULUAN
Â
- Latar Belakang Masalah           Â
    Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang secara tegas menyatakan bahwa Pendidikan  merupakan  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  siswa  secara  aktif mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta keterampilan  yang  diperlukan  dirinya, masyarakat,  bangsa,  dan  Negara (Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 2003: 2).
    Proses mencapai  tujuan  pendidikan  tentu tidak  bisa  terlepas  dari  pelaksanaan kurikulum  sekolah. Karsidi (2007:  IV) mengemukakan kurikulum merupakan  seperangkat  rencana  dan  pengaturan  mengenai  tujuan,  isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan  pembelajaran  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan  tertentu. Pelaksanaan proses  pembelajaran  di  sekolah  menengah pertama  pada  saat  ini  menerapkan  Kurikulum Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  dan  Kurikulum  2013.  Khusus kelas VII di SMP IT Abu Ja'far menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, ketrampilan, dan pengetahuan di setiap mata pelajaran. Salah satunya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
    Ruang lingkup pembelajaran IPS pada dasarnya membahas  hubungan  antara  manusia  dengan  lingkungannya.  Melalui  mata pelajaran  IPS  siswa  diharapkan  dapat  menjadi  warga  negara  Indonesia  yang demokratis, bertanggung jawab, dan warga dunia yang cinta damai. Sapriya, dkk (2007:  133) mengemukakan IPS merupakan  mata  pelajaran  yang mengkaji  seperangkat  peristiwa,  fakta,  konsep  dan  generalisasi  yang  berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Sedangkan Hasan (dalam susanto, 2013:34)  tujuan  IPS  adalah  untuk  mengembangkan  kemampuan  berpikir,  sikap  dan nilai peserta sebagai individu maupun sosial dan budaya.
    Hasil temuan peneliti melalui observasi menunjukkan bahwa kegiatan  belajar IPS di  kelas VII SMP IT Abu Ja'far, banyak  ditemukan  siswa  kurang  aktif  dalam  pembelajaran. Mereka  belum mengeluarkan  pendapat,  mereka  lebih  memilih  diam  atau  berbicara  yang  tidak ada  hubungannya  dengan  mata  pelajaran.
    Menyelesaikan  berbagai  macam  kendala  dalam  Ilmu  Pengetahuan  Sosial  (IPS), terutama dalam materi membaca peta, siswa  selain  diberikan  pemahaman  yang  baik  juga  diperlukan  keterampilan berpikir  kreatif,  untuk  itu  guru  dituntut  untuk  dapat  memilih  dan mengkombinasikan  berbagai  model  pembelajaran,  sehingga  siswa  lebih semangat  untuk  mengikuti proses  pembelajaran.  Pembelajaran  dengan model pembelajaran tutor  sebaya  diharap bisa menjadi solusi karena dalam pelaksanaannya  melibatkan  siswa  dalam pembelajaran.
    Dalam  pembelajaran  tutor  sebaya  adanya  keterlibatan  siswa  dalam  kelompok yang dimana teman sebaya sebagai tutor atau pengganti guru. Keterlibatan siswa merupakan  syarat  pertama  dalam  kegiatan  belajar  di  kelas.  Siswa  harus memahami  dan  memiliki  tujuan  yang  ingin  dicapai  melalui  kegiatan  belajar.Selain  itu, siswa  harus  memiliki  arti  penting  sebagai  bagian  dari  dirinya  yangperlu diarahkan secara  baik oleh sumber belajar.
    Guru  berperan  sebagai  fasilitator  dan  motivator  bagi  siswa  dalam  kegiatan perencanaan,  pelaksanaan  dan  kegiatan  pembelajaran.  Dengan  menggunakan pembelajaran  tutor sebaya,  siswa  diharapkan  mampu  mengenal  dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan siswa lainnya. Sebagai solusi dari masalah ini, diperlukan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa berkeinginan untuk membangkitkan dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.
        SMP IT Abu Jafar Mojogedang, sebagai sekolah favorit di Kecamatan Mojogedang, tak luput dari masalah sulitnya siswa membaca peta. Untuk mengatasi masalah tersebut SMP IT Abu Jafar Mojogedang menerapkan satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran tutor sebaya. Tujuan dari penerapan model ini adalah meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa dalam membaca peta pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
- Rumusan Masalah
- Uraian pada latar belakang masalah memperlihatkan bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya di SMP IT Abu Jafar Mojogedang sangat berguna untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat siswa belajar membaca peta. Namun dalam pelaksanaannya ditemui hambatan. Untuk itu perlu dicarikan alternatif pemecahan sekaligus sebagai langkah pengembangan. Untuk memberi panduan dalam pemecahan masalah, permasalahan dirumuskan sebagai berikut:
- Â Bagaimanakah penerapan model pembelajaran tutor sebaya dalam Mata Pelajaran IPS materi membaca peta di SMP IT Abu Jafar Mojogedang?
- Â Bagaimanakah hasil atau dampak penerapan model pembelajaran tutor sebaya dalam Mata Pelajaran IPS materi membaca peta di SMP IT Abu Jafar Mojogedang?
- TujuanÂ
Karya tulis ini bertujuan untuk:
- Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran tutor sebaya dalam Mata Pelajaran IPS materi membaca peta di SMP IT Abu Jafar Mojogedang.
- Mengetahui dan memaparkan hasil atau dampak penerapan model pembelajaran tutor sebaya dalam Mata Pelajaran IPS materi membaca peta di SMP IT Abu Jafar Mojogedang.
- ManfaatÂ
      Karya tulis ini bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis karya tulis ini bisa digunakan sebagai rujukan dan bahan kajian untuk penelitian guna meningkatkan kualitas pendidikan. Secara praktis karya tulis ini bermanfaat untuk siswa,  sekolah dan juga pemerintah. Siswa akan memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan dalam kegiatan menulis teks deskripsi, dengan situasi yang menyenangkan. Siswa akan merasa lebih percaya diri dalam melakukan tugas-tugasnya yang terkait dengan kemampuan presentasi mereka. Untuk sekolah, manfaat yang diperoleh berupa prestasi yang diperoleh oleh siswa. Bagi pemerintah, karya tulis ini bisa digunakan sebagai rujukan dalam menentukan kebijakan di bidang pendidikan. Sebagai penentu kebijakan pendidikan, pemerintah dapat memfasilitasi sekolah untuk kegiatan-kegiatan sekolah yang bernilai tinggi.
Â
- Â
Â
- Â
- Â
- Â
Â
Â
- BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Â
- Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran  merupakan  bantuan  yang  diberikan  guru  agar  dapat  terjadi proses  pemerolehan  ilmu  pengetahuan,  penguasaan  kemahiran,  tabiat, pembentukan  sikap  dan  kepercayaan  diri  siswa. Sanjaya, (2005:  22) mengemukakan  pembelajaran  adalah  membentuk  kreasi  lingkungan  yang dapat  membentuk  atau   mengubah  struktur  kognitif  siswa.  UU No.  20/2003, Pasal I Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sagala  (2005:  176),  menyatakan pembelajaran  adalah  membelajarkan  siswa menggunakan  asas  pendidikan  maupun  teori  belajar  yang  merupakan penentu  utama  keberhasilan  pendidikan.  Burton  (dalam  Sagala,  2005: 213) menyatakan pembelajaran  adalah  upaya  memberikan  stimulus,  bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran Sanjaya (2005: 30-32) adalah:
a. Belajar dengan melakukan
Belajar  bukan  hanya  mendengarkan,  mencatat  sambil  duduk  di bangku, akan tetapi belajar adalah proses beraktivitas dan berbuat (Learning By Doing).
b. Mengembangkan kemampuan sosial
Proses  pembelajaran  bukan  hanya  mengembangkan  kemampuan intelektual  akan  tetapi  juga  kemampuan  sosial.  Oleh  karena  itu proses  pembelajaran  harus  dapat  mengembangkan  dua  sisi ini secara seimbang.
c. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah
Proses pembelajaran  harus  mampu  melatih  kepekaan  dan keingintahuan  setiap  individu  terhadap  segala  sesuatu  yangterjadi.
d. Mengembangkan  ketrampilan  pemecahan  masalah  Pembelajaran adalah proses berfikir untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu pengetahuan  yang diperoleh mestinya dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
e. Mengembangkan kreativitas siswa
Proses  pembelajaran  guru  harus  mampu  mendorong  kreativitas siswa sehingga dapat menjadikan manusia kreatif dan inovatif.
f. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
Pendidikan  dibentuk  untuk  membekali  setiap  siswa  agar  mampu memanfaatkan hasil-hasil teknologi.
g. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
Setiap  guru  memiliki  tanggung  jawab  dalam  mengembangkan manusia  yang  sadar  dan  penuh  tanggung  jawab  sebagai  seorang warga negara.
h. Belajar sepanjang hayat
Belajar tidak terbatas pada waktu sekolah saja namun harus terus menerus seiring perkembangan zaman (Long Life Education).
Berdasarkan  kesimpulan  di  atas,  bahwa  pembelajaran  adalah proses interaksi  antara  siswa  dengan  guru dan  sumber  belajar  pada  suatu lingkungan  belajar.  Pembelajaran  merupakan  bantuan  yang  diberikan pendidik  agar  dapat  terjadi  proses  pemerolehan  ilmu  pengetahuan, penguasaan  kemahiran,  tabiat,  pembentukan  sikap  dan kepercayaan  diri pada peserta didik.
- Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Suherman,  dkk  (2003:  34)  tutor  sebaya  adalah  sekelompok  siswa  yang telah tuntas  terhadap  bahan  pelajaran,  memberikan  bantuan  kepada  siswa  yang mengalami  kesulitan  dalam  memahami  bahan  pelajaran  yang  dipelajarinya. Bantuan  belajar  oleh  tutor sebaya  dapat  menghilangkan  kecanggungan. Bahasa  tutor sebaya  lebih  mudah  dipahami, selain  itu  dengan  teman  sebaya tidak  ada  rasa  enggan,  rendah  diri,  malu,  dan  sebagainya,  sehingga diharapkan  siswa  yang  kurang  paham  tidak  segan-segan  untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya sehingga seluruh siswa dapat tuntas dalam pembelajaran (Sukmadinata, 2007: 55).
Slavin (dalam Isjoni, 2009: 17) tutor sebaya adalah model pembelajaran yang telah  dikenal  sejak  lama,  dimana  pada  saat  itu  guru  mendorong  para  siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan kegiatan tertentu seperti diskusi atau  pengajaran.  Dalam  melakukan  proses  belajar-mengajar  guru  tidak  lagi mendominasi  seperti  lazimnya  pada  saat  ini,  sehingga  siswa  dituntut  untuk berbagi  informasi  dengan  siswa  yang  lainnya  dan  saling  mengajar  sesama mereka. Ischak  dan  Warji  (dalam  Suherman,  2003:276)  berpendapat  bahwa  tutor sebaya adalah sekelompok siswa  yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan  bantuan  kepada  siswa  yang  mengalami  kesulitan  dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.
Berdasarkan  pendapat  para  ahli  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa pembelajaran tutor sebaya merupakan pembelajaran melibatkan siswa sekelas yang  memiliki  kemampuan  dan  kriteria  sebagai  tutor  untuk  membimbing teman  lainnya mengalami  kesulitan  dalam  memahami  penjelasan  dari gurunya. Tutor  sebaya  adalah  seorang  atau  beberapa  orang  siswa ditunjuk atau  ditugaskan  untuk membantu  siswa  yang mengalami  kesulitan  belajar. Tutor  tersebut  diambil  dari  kelompok  siswa  memiliki  prestasi lebih  tinggi daripada siswa-siswa lainnya dan memiliki kemampuan menjelaskan kembali pemahaman yang dimiliki.
Setiap  model  pembelajaran  pasti  memiliki  langkah-langkah  pelaksanaan model  tersebut  agar  dapat  mencapai  tujuan  pembelajaran  yang  diinginkan. Silberman  (2006:  185),  langkah-langkah  dalam  tutor  sebaya  adalah  sebagai berikut.
a) Bagilah  siswa  menjadi  sub-sub  kelompok.  Buatlah  sub-sub kelompok  dengan  jumlah  yang  sesuai  dengan  topik  yang  akan diajarkan.
b) Beri  tiap  kelompok  sejumlah  informasi,  konsep,  atau keterampilan   untuk  diajarkan  kepada  siswa  lain.  Topik  yang diberikan kepada siswa harus saling berkaitan.
c) Perintahkan  tiap  kelompok  untuk  menyusun  cara  dalam menyajikan  atau  mengajarkan  topik  mereka  kepada  siswa  lain. Sarankan  mereka  untuk  menghindari  cara  mengajar  sistem ceramah  atau  pembacaan  laporan  doronglah  mereka  untuk menjadikan pengalaman belajar sebagai pengalaman yang aktif.
d) Berikan  waktu  yang  mencukupi  untuk  merencanakan  dan mempersiapkannnya (baik  di  dalam  maupun  di  luar  kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan pelajaran mereka. Beri tepuk tangan atas usaha keras mereka.
e) Guru  bisa  membuat  variasi  dengan  memerintahkan  siswa mengajar  atau  memberi  bimbingan  kepada  siswa  lain  secara individual  atau  kelompok  kecil.  Selain  itu  berikan  kesempatan tiap  kelompok  untuk  memberi  siswa  tugas  membaca  sebelum memulai pelajaran mereka.
Pembelajaran  tutor  sebaya  seperti  memilih materi, membagi  siswa  dalam  kelompok  kecil,  kelompok  diberi  tugas,  pemberian waktu,  setiap  kelompok  menyampaikan  tugas  dan guru  memberi kesimpulan.
- Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tutor Sebaya
      Djamarah (2010: 26-27), kelebihan pelaksanaan tutor sebaya sebagai berikut.
a) Adakalanya hasil lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai
perasaan takut atau enggan bertanya kepada gurunya.
b) Bagi  tutor,  pekerjaan  tutoring  akan  bermanfaat  bagi  dirinya sendiri untuk memperkuat konsep yang dibahas.
c) Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih  diri, memegang tanggung jawab dalam mengemban tugas, dan melatih kesabaran.
d) Mempererat hubungan antar sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
Adapun kekurangan dari pelaksanaan tutor sebaya adalah:
a) Siswa  yang  dibantu  seringkali  belajar  kurang  serius  karena merasa hanya berhadapan dengan temannya.
b) Ada  beberapa  anak  yang  malu  bertanya  karena  takut  rahasianya       diketahui oleh teman sebayanya.
c) Bagi  guru  sulit  menentukan  tutor  yang  tepat  bagi  seseorang  atau       beberapa orang yang dibimbingnya.
Suryono  dan  Amin  (dalam  Djamarah,  2006:  35)  menyatakan  ada  beberapa       kelebihan tutor sebaya sebagai berikut.
a) Adanya susana hubungan yang lebih akrab dan dekat antara siswa yang dibantu dengan siswa sebagai tutor yang membantu.
b) Bagi  tutor  sendiri kegiatannya  merupakan  pengayaan  dan menambah motivasi belajar.
c) Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.
d) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab akan kepercayaan.
Adapun kelemahan tutor sebaya adalah sebagai berikut.
a) Siswa  yang  dipilih sebagai  tutor  sebaya  dan  berprestasi  baik belum  tentu  mempunyai  hubungan baik  dengan  siswa  yang dibantu.
b) Siswa  yang  dipilih  sebagai  tutor  sebaya  belum  tentu  bias menyampaikan materi dengan baik.
Berdasarkan  pendapat  ahli  di  atas,  peneliti  menyimpulkan  tutor  sebaya memiliki  beberapa  kelebihan  dan  kelemahan  yang  saling  berkaitan. Kelebihannya  suasana  belajar  menjadi  lebih  akrab,  lebih  efisien  dan  mampu meningkatkan  rasa  tanggung  jawab  serta  menambah motivasi  belajar  bagi tutor sebaya. Adapun kelemahannya, tutor sebaya yang dipilih belum tentu mampu  menyampaikan  materi  kepada  temannya  dan  antara  keduanya  belum tentu ada hubungan yang baik.
- Kerangka Berpikir
 Â
 Â
Â
 ÂÂ
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
- Â
- BAB III
- PEMBAHASAN MASALAH
- Â
- Alasan Strategi Pemecahan MasalahÂ
- Alasan pemilihan pemecahan masalah peningkatkan hasil belajar IPS materi membaca peta melalui model tutor sebaya pada Mata Pelajaran IPS dilandasi pemikiran bahwa sangat banyak manfaatnya, serta dampak positif yang ditimbulkan cukup menggembirakan. Selain itu, Mata Pelajaran IPS memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan membekali  siswa  dengan pengetahuan, kemampuan praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan  mengkaji  fenomena-fenomena  serta  masalah  sosial  yang  ada di sekitar mereka.
Masalah dalam karya tulis ini, yaitu rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP IT Abu Ja'far.  Berdasarkan  masalah  tersebut,  peneliti akan melakukan  penelitian  eksperimen  pada  kelas  IVB  dengan  menerapkan  model pembelajaran tutor sebaya. Pada siswa kelas IIVA peneliti akan menjadikan sebagai kelas  kontrol  dengan  menerapkan  model  pembelajaran  konvensional.  Pelaksanaan proses  penelitian  ini  diawali  dengan  melakukan pretest pada  siswa  kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran.
Setelah melakukan pretest, kemudian dilakukan  pembelajaran dengan menerapkan model  pembelajaran  tutor  sebaya  pada  kelas  eksperimen  dan  model  pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah dilakukan proses pembelajaran dilakukan posttest pada  kedua  kelas  untuk  mengetahui  pengaruh  model  pembelajaran  tutor sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran  tutor  sebaya  diharapkan  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  siswa dibandingkan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.
- Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran IPS Materi Membaca Peta
Langkah-langkah model pembelajaran teman sebaya menurut Zaini  (dalam  Suyitno, 2004:  34)  langkah-langkah  model pembelajaran  tutor sebaya adalah sebagai berikut.
a) Pilih  materi  yang  memungkinkan  untuk dipelajari  siswa  secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi.
b) Bagilah  para  siswa  menjadi  kelompok-kelompok  kecil  yang heterogen,sebanyak  sub-sub  materi  yang  akan  disampaikan  guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
c) Masing-masing  kelompok  diberi  tugas  mempelajari  satu  sub materi. Setiap  kelompok  dibantu  oleh  siswa  yang  pandai  sebagai tutor sebaya.
d) Beri  mereka  waktu  yang  cukup  untuk  persiapan,  baik  di  dalam kelas maupun di luar kelas.
e) Setiap  kelompok  melalui  wakilnya  menyampaikan  sub  materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.
f) Setelah  semua  kelompok  menyampaikan  tugasnya  secara berurutan  sesuai  dengan  urutan  sub  materi,  beri  kesimpulan  dan klarifikasi  seandainya  ada  pemahaman  siswa  yang  perlu diluruskan.
Pembelajaran membaca peta dengan menggunakan model tutor sebaya dideskripsikan dalam bentuk pelaksaan seperti berikut ini.
Guru mengadakan apersepsi dan motivasi.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar peta dan fungsinya. Tanpa menjelaskan dari awal lagi mengenai peta, guru menekankan tanya jawab pada cara membaca peta dan simbol-simbol peta.
Siswa dibagi menjadi  kelompok-kelompok  kecil  yang heterogen. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya
Masing-masing  kelompok  diberi  tugas  mempelajari  sub materi simbol peta. Setiap  kelompok  dibantu  oleh  siswa  yang  pandai  sebagai tutor sebaya.
Siswa diberi waktu  yang  cukup  untuk  persiapan,  baik  di  dalam kelas maupun di luar kelas.
Setiap  kelompok  melalui  wakilnya  menyampaikan  tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.
Setelah  semua  kelompok  menyampaikan  tugasnya  secara berurutan. Guru sebagai fasilitator memberi  kesimpulan  dan klarifikasi  seandainya  ada  pemahaman  siswa  yang  perlu diluruskan.
Menukar model pembelajaran dari model ceramah seperti yang biasa dilakukan dengan menggunakan model tutor sebaya ternyata cukup berhasil membuat siswa tertarik dan antusias dalam belajar. Mereka juga lebih aktif walau belum keseluruhan. Masih ada beberapa siswa yang hanya diam dan terlihat tidak terlalu bersemangat dalam proses pembelajaran. Ada beberapa siswa yang terlihat cukup tertarik namun masih belum mau berkontribusi. Masih ada beberapa siswa yang malu-malu walaupun hanya sekadar bertanya atau memberikan sanggahan.
Peran tutor sebaya sangat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Tutor sebaya terlihat sabar dan telaten menerangkan dan menjawab pertanyaan teman-temannya seputar materi yang diberikan. Siswa-siswa pun terlihat antusias memperhatikan penjelasan dari tutor sebayanya. Mereka tidak sungkan bertanya apabila ada hal yang belum jelas dibandingkan saat dijelaskan oleh guru.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa melalui model tutor sebaya dapat meningkatakan keterampilan siswa membaca peta beserta simbol-simbolnya. Model tutor sebaya lebih mengaktifkan siswa dalam belajar. Hal ini didasari oleh langkah-langkah yang terdapat dalam model tutor sebaya, seperti membuat kelompok, memnfaatkan siswa yang pandai sebagai tutor sebaya, serta mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas bisa terlaksana dengan baik.Â
Â
BAB IV
Â
PENUTUP
Â
- SimpulanÂ
Pembelajaran IPS dalam sub materi membaca peta dengan model tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran. Peningkatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari perubahan sikap dan suasana belajar selama kegiatan belajar mengajar. Sebelum diterapkan model tersebut, siswa terlihat kurang bersemangat dalam belajar. Proses pembelajaran sebelumnya diberikan dengan model ceramah. Siswa lebih banyak diam mendengarkan penjelasan dari guru. Suasana terlihat agak monoton. Setelah dilaksanakan penerapan model, suasana pembelajaran berubah, aktivitas meningkat. Aktivitas siswa tersebut terdiri dari beberapa hal, seperti merespon pertanyaan guru, adanya keterlibatan siswa dalam bertanya jawab, adanya keterlibatan dalam mendiskusikan ciri-ciri simbol peta yang diterangkan oleh teman sebayanya.
Pembelajaran IPS dalam submateri membaca peta dengan model tutor sebaya terbukti dapat meningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut terlihat jelas dari suasana belajar yang nyaman, rileks, menyenangkan dan tidak monoton menurut guru adalah hal yang meningkatkan minat belajar siswa. Siswa terlihat nyaman dan hal tersebut mendorong mereka untuk mau belajarmandiri serta mampu menjelaskan detail simbol pada peta. Tak hanya bagi siswa, penerapan model ini juga bermanfaat bagi siswa yang berperan sebagai tutor sebaya. Suasana belajar yang sehat antara siswa dan tutor sebayanya berdampak baik dalam nilai siswa. Hal ini dilihat pada saat guru meminta siswa untuk maju mempresentasikan tugasnya di depan kelas.
- Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas terbukti bahwa model discovery dan media gambar dapat meningkatkan keterampilan membaca peta dan simbolnya. Untuk itu penulis mengemukakan saran sebagai berikut: pertama, dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan dapat menukar model dari model ceramah ke model teman sebaya atau model interaktif lainnya yang lebih mampu mengaktifkan siswa.
Kedua, penggunaan model tutor sebaya dalam proses pembelajaran sangat baik sekali untuk memancing suasana belajar yang dinamis. Terlebih jika guru IPS mampu mmpergunakan media pembelajaran, seperti globe, LCD, dan video untuk menambah antusiasme siswa dalam belajar membaca peta. Â
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Wahab. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta. Bandung. Abdul Majid. 2015. Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Cv Yrama Widya. Bandung
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
 _ _ _ _ _ _ _. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Konstektual (Inovatif). Cv Yrama Widya. Bandung
 _ _ _ _ _ _ _. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
 _ _ _ _ _ _ _. 2013. Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta.
Fadillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. Fathurrohman, Muhammad. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Karsidi. 2007. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo.
Kasmadi dan Sunariah. 2014. Panduan Modern Penelelitian Kuantitatif. Alfabeta. Bandung.
Komalasari, Kokom. 2014. Pembelajaran Konstekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.
Mulyasa, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Muncarno, 2015. Statistik Pendidikan Edisi Ke-5. Arthawarna. Metro-Lampung.
Utami, Putri Rizky. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI