Nirwana(2022A1H097)Â
Abstrack
This study aims to determine the importance of guidance and counseling services in elementary
schools to the development of students. The type of research is qualitative using interview
instruments. The subjects of this study were four elementary school class teachers. The results
of the study show that: (1) Guidance and counseling services are felt to be important and needed
to be applied to elementary schools which are played by the counseling teacher directly to help
carry out their developmental tasks, help solve problems/obstacles experienced so that students
can grow as individuals with all their needs, can actualize himself, develop their talents and
interests as well as all their potential. (2) Class teachers still have a role as guidance and
counseling teachers and need to continue to improve their insights and skills in accompanying
and recognizing the characteristics of the needs of students in their class. (3) There are still
many problems/obstacles that occur in elementary schools, so collaboration is urgently needed
from class teachers, guidance counselors, parents to assist, and guide students in completing
developmental tasks properly.
Keywords: Counseling Services; Elementary School; Development of Students.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya layanan bimbingan konseling di sekolah
dasar terhadap perkembangan peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan
instrumen wawancara. Subjek penelitian ini adalah empat orang guru kelas sekolah dasar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sangat dirasakan penting dan dibutuhkan layanan bimbingan
konseling diterapkan pada sekolah dasar yang diperankan oleh guru BK secara langsung untuk
membantu melaksanakan tugas perkembangannya, membantu menyelesaikan masalah/hambatan
yang dialami agar peserta didik dapat bertumbuh sebagai pribadi dengan segala kebutuhannya,
dapat mengaktualisasikan dirinya, mengembangkan bakat minatnya serta seluruh potensi yang
dimiliki (2) Guru kelas tetap memiliki peran sebagai guru bimbingan konseling dan perlu terus
meningkatkan wawasan serta keterampilannya dalam mendampingi dan mengenali karakteristik
kebutuhan peserta didik di kelasnya. (3) Masih banyak masalah/hambatan yang terjadi di sekolah
dasar, maka sangat dibutuhkan kolaborasi dari pihak guru kelas, guru BK, maupun orang tua
untuk mendampingi, membimbing peserta didik dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan
dengan baik.
Kata Kunci: Layanan Bimbingan Konseling; Sekolah Dasar; Perkembangan Peserta Didik.
PENDAHULUAN
Pendidikan di jenjang dasar adalah
suatu bentuk usaha untuk mencerdaskan
dan mencetak penerus bangsa yang ideal
sesuai harapan. Seperti yang kita ketahui
fondasi dari kemajuan suatu bangsa adalah
dengan pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan yang berkualitas sangat
berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Perkembangan setiap individu tentu saja
berbeda satu dengan lainnya, dan hal ini
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor
bawaan sejak lahir, faktor lingkungan
sekitar, atau bahkan dari keduanya. Jika
dilihat dari lingkungannya maka dalam
perkembangan kemampuan seseorang di
dunia pendidikan salah satunya adalah
lingkungan sekolah itu sendiri. Pada era
sekarang ini, problematika peserta didik di
sekolah semakin beragam akibat dari
kemajuan teknologi dan didukung juga oleh
masa pubertas peserta didik yang lebih
cepat dari generasi sebelumnya yang
kemudian akan dengan mudah
mempengaruhi karakter dan potensi
mereka. Dari berbagai keadaan tersebutlah
seringkali kita mendapati permasalahan
peserta didik di SD seperti malas belajar
atau kurang motivasi belajar,
ketidakstabilan emosi, sulit bergaul dengan
teman lain, pembulian, bertengkar,
kurangnya rasa percaya diri, dan lain-lain.
Dengan ditemukannya hambatan masalah
peserta didik pada usia SD 6 sampai 12
tahun yang masih terbilang anak-anak ini
tentunya mereka masih membutuhkan dan
menggantungkan dirinya pada orang lain
terutama orang tua dan guru dalam
penyelesaian masalah mereka.
Bimbingan konseling dilihat dari sisi
maknanya, ialah proses pemberian bantuan
secara berkelanjutan dari konselor untuk
membimbing konseli dengan cara-cara
yang meningkatkan pemahaman mereka
tentang kemampuan mereka untuk
memecahkan berbagai masalah (Lestari,
2020). Sedangkan dalam fungsinya
bimbingan konseling di SD adalah sebagai:
(1) Pemahaman, membantu peserta didik
agar bisa memahami diri sendiri dan
mengetahui potensinya, (2) Penyaluran,
membantu peserta didik dalam memilih
jurusan/jenis sekolah yang sesuai dengan
bakatnya, (3) Preventif, mengantisipasi
masalah yang mungkin terjadi dan
mencegahnya agar tidak dialami peserta
didik (Haryatri, 2019). Layanan bimbingan
dan konseling di sekolah dasar berkaitan
dengan perkembangan siswa sekolah dasar
ketika mereka belajar untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang lebih luas dan
bersosialisasi dengan mengenali aturan,
nilai, dan norma yang berbeda. Ada
beberapa bidang layanan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar, yaitu bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan karier
(Nurohman & Prasasti, 2019). Kemudian upaya sekolah dalam membantu peserta
didik memaksimalkan kemampuan dan
tugas perkembangan peserta didik sudah
semestinya memberikan layanan
bimbingan konseling yang didasarkan pada
karakteristik, kebutuhan, serta masalahmasalah perkembangan yang dialaminya.
Selama ini bimbingan konseling hanya
dianggap sebagai sarana dalam mengatasi
siswa-siswa yang bermasalah tentu hal
tersebut keliru, karena bimbingan
konseling juga semestinya membantu dan
mendukung tercapainya tugas
perkembangan anak yang sesuai dengan
fase perkembangannya.
Selanjutnya jika dilihat dari
pentingnya diadakan bimbingan konseling
khususnya di sekolah dasar menurut Suardi
dan Salwa juga diuraikan dalam sepuluh
alasan berikut: (1) membantu peserta didik
berkembang; (2) membantu peserta didik
membuat pilihan yang sesuai pada semua
tingkatan sekolah; (3) membantu peserta
didik membuat perencanaan dan pemilihan
karier di masa depan; (4) membantu peserta
didik membuat penyesuaian yang baik di
sekolah dan juga di luar sekolah; (5)
membantu dan melengkapi upaya yang
dilakukan orang tua di rumah; (6)
membantu mengurangi atau mengawasi
kelambanan dalam sistem pendidikan; (7)
membantu peserta didik yang memerlukan
bantuan khusus; (8) menambah daya tarik
sekolah terhadap masyarakat; (9)
membantu sekolah dalam mencapai sukses
pendidikan (akademik) baik pada tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi; dan
(10) membantu mengatasi masalah disiplin
pada peserta didik (Prasetia & Heiriyah,
2022).
Pelaksanaan kegiatan bimbingan
konseling di sekolah dasar tidak dilakukan
oleh guru khusus seperti halnya di SMP dan
di SMA. Pada tingkat sekolah dasar guru
kelas lah yang masih melaksanakan
layanan bimbingan konseling. Guru kelas
sebagai guru BK di sekolah perlu
memperhatikan setidaknya tujuh hal
berikut ini dalam konteks memberikan
layanan bimbingan konseling, yaitu
meliputi layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, pembelajaran,
konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok
(Telaumbanua, 2016). Namun tentu saja
guru kelas tidak bisa bergerak sendiri dalam
pelaksanaannya dikarenakan beban tugas
guru kelas itu sendiri sudah banyak dan
seringnya kualifikasi pendidik bukan dari
latar belakang lulusan BK. Karena pada
akhirnya akan membuat layanan bimbingan
konseling yang diberikan itu kurang
memberi dampak dan perubahan yang
positif bagi peserta didik.
Hal ini diperkuat dengan penelitian
tentang implementasi layanan BK di SD,
menyatakan bahwa hambatan yang
mempengaruhi pelayanan bimbingan dan konseling di SD adalah kerja sama orang
tua yang tidak mendukung, jam
pelaksanaan terbatas atau bentrok dengan
jadwal lain, guru kelas yang masih kurang
terbuka dan menuntut hasil maksimal
(Kholilah, 2018). Juga dalam penelitian
lain juga mengungkapkan bahwa di
beberapa daerah masih ditemukan sekolahsekolah yang belum memiliki guru BK,
selain itu penerapan layanan BK oleh guru
kelas/BK ternyata belum dijalankan
pemerintah daerah sebagaimana mestinya
(Indrawan, 2019). Oleh karena itu di
jenjang dasar ini tetaplah memerlukan guru
khusus bimbingan konseling dalam
membantu tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik serta lebih
terorganisirnya pelaksanaan layanan
bimbingan konseling di sekolah itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan tentang
permasalahan umum yang ditemui,
berbagai kondisi dalam pelaksanaan
bimbingan konseling di sekolah dasar, serta
dukungan teori diatas menunjukkan masih
perlunya penelitian yang membahas
tentang pentingnya pelaksanaan layanan
bimbingan di sekolah dasar. maka dari itu,
tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui seperti apa urgensi layanan
bimbingan konseling di sekolah dasar
terhadap permasalahan-permasalahan
perkembangan peserta didik yang terjadi di
lapangan dan pemanfaatan guru kelas
sebagai guru BK. Selain itu peneliti
berharap ke depannya layanan bimbingan
konseling di sekolah dasar ini bisa
dihadirkan secara khusus dengan guru ahli
dalam bidangnya, sehingga konseling yang
diadakan kelak tidak hanya lagi mengatasi
siswa yang bermasalah tapi juga bisa fokus
pada pemenuhan tumbuh kembang anak
didik secara maksimal.
METODE
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci (Sugiyono, 2016). Berdasarkan objek
kajian, penelitian ini termasuk penelitian
yang bersifat literer atau kepustakaan
(library research), library research adalah
suatu penelitian yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan data, informasi dan
berbagai macam data-data lainnya yang
terdapat dalam kepustakaan (Subagyo,
1991).
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu observasi, wawancara
dan data tambahan seperti buku, jurnal,
artikel, karya ilmiah lainnya yang relevan
dengan objek kajian pada penelitian ini.
Dalam hal ini, peneliti akan menyusun data
informasi secara sistematis yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lainnya yang
bersangkutan dengan penelitian ini, agar lebih mudah dipahami dari temuan
penelitian ini dan dapat diinformasikan
kepada orang lain. Adapun analisis data
yang dilakukan dengan mengorganisasikan
data, menerjemahkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih hal-hal yang penting dari
penelitian, dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain
(Sugiyono, 2009).
Populasi dalam penelitian ini adalah
Guru Sekolah Dasar, dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai
sumber data primer adalah, empat orang
Guru Wali Kelas SD. Adapun keterbatasan
metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu masih belum
maksimalnya peneliti dalam
mengembangkan instrumen wawancara
serta hasil dari jawaban sampel yang
didapat berbeda-beda sehingga kesimpulan
dari temuan ini akan bervariasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program bimbingan dan konseling
di sekolah merupakan layanan fungsional
yang memerlukan keahlian dan sikap
profesional dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Prayitno &
Amti, 1999). Setiap peserta didik di sekolah
tentunya memerlukan layanan bimbingan
dan konseling secara khusus oleh tenaga
ahli sesuai dengan profesionalitasnya agar
tepat fungsi dan tepat dalam memberikan
layanan khususnya bagi peserta didik di
sekolah.
Bimbingan dan konseling adalah
suatu layanan bantuan yang diberikan
kepada peserta didik baik secara individu
maupun kelompok sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa, agar
mampu mandiri serta berkembang secara
optimal sebagai pribadi.
Layanan bimbingan dapat maksimal
diberikan kepada peserta didik apabila
dilakukan oleh tenaga ahli atau guru yang
berpendidikan sebagai konselor atau guru
BK. Khususnya pada jenjang sekolah dasar
saat ini dirasakan sangat dibutuhkan guru
BK, untuk membantu mengentaskan
permasalahan peserta didik yang semakin
meningkat, dan perlunya memberikan
layanan secara komprehensif bagi peserta
didik agar mampu berkembang sesuai
dengan tahapannya, agar dapat memahami
karakteristik kebutuhan peserta didik dalam
layanan bimbingan dan konseling di
sekolah guru tersebut tentunya harus
memiliki pemahaman dan keahlian terlebih
dahulu terkait dengan permasalahan yang
ada pada BK untuk itulah diperlukan
pendidikan khusus (Willis, 2007).
Bimbingan dan konseling di sekolah
sangat dibutuhkan agar membantu peserta
didik memahami dirinya, mengenali
permasalahan yang dialami, hingga mampu
menemukan solusi dari permasalahan yang
dihadapinya dengan demikian peserta didik dapat menjadi pribadi yang mandiri dan
dapat berkembang ke arah yang lebih baik
(Wibowo, 2015).
Pada umumnya di sekolah dasar tidak
memiliki guru bimbingan dan konseling,
guru kelas lah yang berperan ganda
sekaligus sebagai guru BK. sehingga yang
sering terjadi adalah ketidakmaksimalan
dalam membantu memberikan bimbingan
serta layanan untuk peserta didik. Dimana
pada masa ini peserta didik berada pada
tahap masa anak-anak dan memasuki masa
remaja awal yang memiliki tugas
perkembangan cukup kompleks dan
mendasar. Mereka sangat membutuhkan
bantuan serta bimbingan tidak hanya dari
guru kelas, melainkan juga membutuhkan
guru BK yang memiliki kompetensi khusus
dalam ke-BK-an, selain itu diperlukan juga
keterlibatan orang tua untuk saling
bersinergi dalam mendampingi dan
mengembangkan peserta didik. Agar
mereka mampu menyelesaikan tugas
perkembangannya dengan tuntas.
Dari wawancara yang dilakukan
peneliti terhadap 4 guru wali kelas SD,
yang terdiri dari wali kelas kecil (kelas
1,2,3) dan kelas besar (4,5,6) dengan
panduan pertanyaan Dari wawancara ini
terungkap bahwa dengan perkembangan
IPTEK yang semakin melesat sangat
memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan setiap
individu, hal ini tak lepas juga pada anakanak sekolah dasar, maka sangat dirasakan
penting dan dibutuhkan layanan Bimbingan
dan konseling diterapkan pada pendidikan
sekolah dasar yang diperankan oleh guru
BK secara langsung untuk membantu
siswa melaksanakan tugas
perkembangannya, membantu
menyelesaikan masalah/hambatan yang
dialami agar peserta didik dapat bertumbuh
sebagai pribadi dengan segala
kebutuhannya, dapat mengaktualisasikan
dirinya, mengembangkan bakat minatnya
serta seluruh potensi yang dimiliki.
Mengingat perkembangan anak-anak
generasi
millennial
semakin cepat
mengalami pertumbuhan dan
perkembangan serta kompleksitas
permasalahan yang terjadi pada sekolah
dasar. Apabila tidak mendapat bimbingan
sejak dini dengan tepat maka yang terjadi
anak akan bertumbuh kurang matang pada
tahap perkembangannya.
Untuk itu sangat urgen melaksanakan
program bimbingan dan konseling di
sekolah dasar secara langsung oleh tenaga
ahli sesuai dengan Pendidikan
profesionalitasnya sebagai guru Bimbingan
dan Konseling. Kemudian guru BK juga
dapat berbagi cara atau strategi kepada guru
kelas dalam pendampingan kepada peserta
didik ketika proses pembelajaran di kelas
berlangsung.
Sehingga guru kelas dan guru
bimbingan dan konseling dapat saling bekerja sama dalam
memberikan
bimbingan dan pelayanan bagi peserta
didik di sekolah dasar dengan demikian
layanan bimbingan dan konseling dapat
terlaksana lebih maksimal. sehingga baik
guru kelas maupun guru BK masingmasing dapat tetap menjalankan tugasnya
dalam pembelajaran secara optimal, dan
peserta didik pendapat terdampingi dengan
baik serta terbantu untuk menyelesaikan
tahapan tugas perkembangannya.
Pentingnya guru bimbingan dan
konseling di sekolah dasar dikarenakan
guru BK sebagai tenaga profesional
memiliki keterampilan tersendiri dalam
mendampingi dan membimbing peserta
didik. mengantar mereka untuk berproses
mengaktualisasikan dirinya sesuai tahapan
perkembangan. Ketuntasan setiap peserta
didik dalam menjalankan tugas
perkembangan membawa mereka pada rasa
bahagia dan matang sebagai pribadi. agar
tidak terjadinya kegagalan yang akan
menimbulkan kekecewaan bagi peserta
didik, penolakan oleh masyarakat, dan
kesulitan. Peserta didik bisa menjalani
proses pendidikan di sekolah dengan baik,
guru bimbingan dan konseling di sekolah
dasar akan mampu mengetahui serta
memahami perilaku anak dan memberikan
konseling kepada siswa sehingga bisa
membantu dalam mengatasi setiap
permasalahan peserta didik.
Selanjutnya dari wawancara ini
diperoleh data bahwa sebagai guru di
sekolah dasar, mengajarkan semua
pembelajaran secara tematik adalah biasa
dilakukan, begitu juga dalam praktiknya
berperan sebagai guru BK, namun tentunya
tidak dapat dilakukan secara profesional
mengingat tidak semua ilmu pengetahuan
dan keterampilan sebagai guru BK didapat
ketika menempuh pendidikan S1-PGSDnya sehingga yang terjadi peranan yang
dilakukan untuk pendampingan kepada
peserta didik kurang maksimal.
Sekalipun demikian sebagai guru
kelas tetap memiliki peran sebagai guru
bimbingan dan konseling dan perlu terus
meningkatkan wawasan dan
keterampilannya dalam mendampingi dan
mengenali karakteristik kebutuhan setiap
peserta didik di kelasnya. Oleh karena itu
perlu terus menerus mengolaborasi dalam
pemanfaatan peran guru kelas sekaligus
guru BK di sekolah dasar.
Guru kelas juga menjadi model yang
langsung dilihat di contoh oleh peserta
didik khususnya di sekolah dasar, menjadi
pemimpin dan menjadi sumber belajar bagi
peserta didik. Hal ini sesungguhnya
menjadi beban moral bagi wali kelas karena
menjadi wali kelas dan guru bimbingan dan
konseling sekaligus merupakan hal yang
sulit walaupun terkesan hal yang biasa.
Bimbingan dan konseling sangat
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar untuk memahami sikap, perilaku
dan keunikan setiap siswa serta
membimbing siswa. Guru kelas, dalam
setiap kegiatan pembelajaran berusaha
menggunakan metode-metode yang tepat
dan kreatif untuk sekaligus memberikan
pendampingan seperti menanamkan nilai
karakter kedisiplinan, moral, tanggung
jawab, kemandirian, memotivasi semangat
belajar agar memiliki kemampuan dasar
calistung yang baik, mampu bersosialisasi
dengan teman di kelas, dan masih banyak
lagi karena memang pada jenjang SD ini
siswa membutuhkan perhatian khusus
untuk didampingi dan menghantar peserta
didik mencapai prestasi belajar dengan
segenap potensi yang dimiliki, maka guru
bersama Stakeholder sekolah memiliki
tanggung jawab untuk membekali peserta
didik melalui program-program kegiatan
yang dirancang, melalui pembelajaran
harian bahkan sampai bimbingan secara
khusus.
Merujuk pada tugas perkembangan
anak usia 6-12 tahun menurut Havighurst
ada 8 tugas perkembangan pada masa anakanak tersebut yaitu:
(1)
Belajar
keterampilan fisik yang diperlukan dalam
permainan (2) Pengembangan sikap yang
menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai
individu yang sedang berkembang (3)
Belajar berkawan dengan teman sebaya (4)
Belajar melakukan peranan sosial sebagai
laki-laki dan wanita (5) Belajar menguasai
keterampilan intelektual seperti: membaca,
menulis, berhitung (6) Pengembangan
konsep-konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari (7) Pengembangan
moral, nilai dan hati nurani (8)
Pengembangan sikap terhadap lembaga dan
kelompok sosial (Khaulani et al., 2020).
Melalui penelitian ini ditemukan masalahmasalah yang dialami peserta didik sekolah
dasar dan pengalaman guru kelas berperan
sebagai guru BK. Berikut tugas-tugas
perkembangan yang dapat peneliti uraikan
dari hasil penelitian ini :
1) Belajar keterampilan fisik yang
diperlukan dalam permainan.
Pada tugas perkembangan ini, masalah
yang sering muncul adalah adanya anak
yang kurang matang pertumbuhan
secara motorik nya seperti anak yang
memiliki berat badan lebih gemuk, anak
yang terlalu kurus, anak yang terlalu
tinggi atau terlalu pendek, bahkan anakanak yang mengalami kendala kesehatan
fisik mudah lelah, dan terbatas untuk
bergerak. Ini akan berpengaruh terhadap
kepercayan diri, anak menjadi minder
dan menarik diri dalam berinteraksi
dengan teman yang lain. Untuk itu guru
dapat memfasilitasi siswa dengan
berbagai kegiatan seperti; olahraga,
senam bersama, melatih fisik lewat
permainan di kelas maupun di luar kelas
melalui kegiatan ekstrakurikuler,
pembelajaran ke luar kelas (field trip)Â
dan bentuk permainan lainnya sesuai
usia siswa. Karena pada tahap ini anak
membutuhkan kesempatan untuk terus
bergerak beraktivitas melatih
keterampilan motorik nya untuk
semakin memiliki otot dan tulang yang
kuat serta matang.
2) Pengembangan sikap yang menyeluruh
terhadap diri sendiri sebagai individu
yang sedang berkembang.
Pada tugas perkembangan ini, masalah
yang sering muncul dialami siswa
adalah untuk siswa SD kelas kecil 1,2,3
biasanya kurang memperhatikan bahaya
saat bermain sebagai contoh anak suka
bermain kejar-kejaran sambil berteriak
atau berbicara keras-keras sambil berlari
bersama teman-teman kelompoknya
namun tanpa memperhitungkan
kecepatan berlari dan area tempat berlari
sehingga dapat terjadi kemungkinan
terjatuh. Pada siswa kelas besar anak
kurang mampu menyadari bahwa
dirinya adalah pribadi yang terus
mengalami perubahan dan
perkembangan baik secara fisik maupun
psikis karena anak memasuki masa
pubertas awal. Secara fisik anak
mengalami perubahan primer dan
sekunder sedangkan perubahan secara
psikis anak kurang stabil dalam
emosinya. Untuk itu yang dilakukan
guru untuk mendampingi siswa dengan
beberapa cara yaitu; mendampingi siswa
dalam setiap kegiatan pembelajaran,
memberikan nasihat dan arahan
bagaimana anak berkembang sesuai
tahap - tahapnya baik kepada anak
maupun orang tua, memberikan
penguatan karakter kepada anak - anak
yang terus diupayakan sehingga menjadi
budaya, dan pembinaan kepribadian
melalui kegiatan rohani. Pada tugas
perkembangan ini anak belajar untuk
membiasakan diri menjaga kesehatan
dengan hidup bersih, teratur, untuk
keberlangsungan hidupnya dengan
menjaga keselamatan diri dan
lingkungannya.
3) Belajar berkawan dengan teman sebaya.
Pada tugas perkembangan ini, masalah
yang sering muncul dialami siswa
adalah kurang percaya diri bergaul
dengan teman yang lain di kelas, karena
anak terlalu pendiam dan pemalu
sehingga sulit untuk membuka diri
berteman dengan yang lain. Demikian
sebaliknya ada anak yang terlalu bebas
bergaul bahkan bergaul dengan orangorang yang lebih dewasa atau teman
sebaya yang salah dan mendapat model
yang kurang baik sebagai contoh hampir
kebanyakan anak saat ini mengikuti tren
dalam berkomunikasi dengan teman nya
menggunakan sebutan yang kasar dan
umpatan yang kurang sopan seperti
anjir, cuk, tolol, dan masih banyak lagi.
Dimana kata-kata tersebut biasa.Â
SIMPULAN
Pada umumnya di sekolah dasar tidak
memiliki guru bimbingan dan konseling,
guru kelaslah yang berperan ganda
sekaligus sebagai guru BK. sehingga yang
sering terjadi adalah ketidakmaksimalan
dalam membantu memberikan bimbingan
serta layanan untuk peserta didik. Agar
peserta didik mampu menyelesaikan tugas
perkembangannya dengan baik maka
diperlukan peranan guru bimbingan dan
konseling yang bersinergi dengan guru
kelas yang tetap ambil bagian dalam
melaksanakan layanan bimbingan bagi
peserta didik juga berkolaborasi dengan
orang tua agar bimbingan yang diberikan
dapat terus berkesinambungan baik di
sekolah maupun di rumah.
Apabila setiap peserta didik dapat
menuntaskan tugas perkembangannya
dengan baik pada suatu periode tertentu
dalam kehidupannya maka akan
memberikan kebahagiaan, kesuksesan serta
memberi jalan bagi tugas-tugas
perkembangan berikutnya. Selain itu, guru
BK juga dapat membantu guru kelas untuk
memberikan layanan bimbingan bagi siswa
sekolah dasar, sehingga layanan bimbingan
dan konseling dapat berperan sebaikbaiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Haryatri, H. (2019). Urgensi Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Dasar.
Jurnal Al-Taujih: Bingkai
Bimbingan Dan Konseling Islami,
5(1).
https://doi.org/10.15548/atj.v5i1.75
Indrawan, P. A. (2019). Implementasi
Layanan Bimbingan dan Konseling
pada Sekolah Dasar di Daerah
Terdepan (Studi Emperis dan
Praktis di Kalimantan Utara). 28.
Khaulani, F., S, N., & Irdamurni, I. (2020).
Fase Dan Tugas Perkembangan
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, 7(1), 51.
https://doi.org/10.30659/pendas.7.1
.51-59
Kholilah, N. (2018). Implementasi Layanan
Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah Dasar Islam Terpadu AtTaqwa Surabaya. Jurnal BK
UNESA,
8.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
/index.php/jurnal-bkunesa/article/view/25405
Lestari, M. A. (2020). Bimbingan
Konseling Di SD (Mendampingi
Siswa Meraih Mimpi). Penerbit
Deepublish.
Nurohman, A., & Prasasti, S. (2019).
Pentingnya Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah Dasar (Sd).
Jurnal Ilmiah Konseling, 19 No. 1.
Prasetia, E., & Heiriyah, A. (2022). Guru
Kelas Sebagai Pelaksana Layanan
Bimbingan dan Konseling Sekolah
Dasar di Sungai Andai
Banjarmasin.
Bulletin of
Counseling and Psychotherapy,
4(2).
https://doi.org/10.51214/bocp.v4i2.
295
Prayitno, & Amti, E. (1999). Dasar-Dasar
Bimbingan Dan Konseling. Rineka
Cipta.
Subagyo, A. B. (1991). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Telaumbanua, K. (2016). Konsep Dasar
Layanan Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah Dasar. Jurnal Warta,
16.
Wibowo, M. E. (2015). Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah Dasar
Sebagai Upaya Membangun Peserta
Didik Berkarakter.
Prosiding
Seminar Nasional.
Willis, S. (2007). Konseling Individual
Teori dan Praktek. Alfabeta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H