Mohon tunggu...
Nirwana
Nirwana Mohon Tunggu... Psikolog - Pelajar/ mahasiswa

Nama:Nirwana Hobi: membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar terhadap Perkembangan Peserta Didik

10 Juni 2024   10:03 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:09 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nirwana(2022A1H097) 

Abstrack

This study aims to determine the importance of guidance and counseling services in elementary
schools to the development of students. The type of research is qualitative using interview
instruments. The subjects of this study were four elementary school class teachers. The results
of the study show that: (1) Guidance and counseling services are felt to be important and needed
to be applied to elementary schools which are played by the counseling teacher directly to help
carry out their developmental tasks, help solve problems/obstacles experienced so that students
can grow as individuals with all their needs, can actualize himself, develop their talents and
interests as well as all their potential. (2) Class teachers still have a role as guidance and
counseling teachers and need to continue to improve their insights and skills in accompanying
and recognizing the characteristics of the needs of students in their class. (3) There are still
many problems/obstacles that occur in elementary schools, so collaboration is urgently needed
from class teachers, guidance counselors, parents to assist, and guide students in completing
developmental tasks properly.
Keywords: Counseling Services; Elementary School; Development of Students.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya layanan bimbingan konseling di sekolah
dasar terhadap perkembangan peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan
instrumen wawancara. Subjek penelitian ini adalah empat orang guru kelas sekolah dasar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sangat dirasakan penting dan dibutuhkan layanan bimbingan
konseling diterapkan pada sekolah dasar yang diperankan oleh guru BK secara langsung untuk
membantu melaksanakan tugas perkembangannya, membantu menyelesaikan masalah/hambatan
yang dialami agar peserta didik dapat bertumbuh sebagai pribadi dengan segala kebutuhannya,
dapat mengaktualisasikan dirinya, mengembangkan bakat minatnya serta seluruh potensi yang
dimiliki (2) Guru kelas tetap memiliki peran sebagai guru bimbingan konseling dan perlu terus
meningkatkan wawasan serta keterampilannya dalam mendampingi dan mengenali karakteristik
kebutuhan peserta didik di kelasnya. (3) Masih banyak masalah/hambatan yang terjadi di sekolah
dasar, maka sangat dibutuhkan kolaborasi dari pihak guru kelas, guru BK, maupun orang tua
untuk mendampingi, membimbing peserta didik dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan
dengan baik.
Kata Kunci: Layanan Bimbingan Konseling; Sekolah Dasar; Perkembangan Peserta Didik.

PENDAHULUAN

Pendidikan di jenjang dasar adalah

suatu bentuk usaha untuk mencerdaskan

dan mencetak penerus bangsa yang ideal

sesuai harapan. Seperti yang kita ketahui

fondasi dari kemajuan suatu bangsa adalah

dengan pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan yang berkualitas sangat

berperan penting dalam menunjang

pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Perkembangan setiap individu tentu saja

berbeda satu dengan lainnya, dan hal ini

dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor

bawaan sejak lahir, faktor lingkungan

sekitar, atau bahkan dari keduanya. Jika

dilihat dari lingkungannya maka dalam

perkembangan kemampuan seseorang di

dunia pendidikan salah satunya adalah

lingkungan sekolah itu sendiri. Pada era

sekarang ini, problematika peserta didik di

sekolah semakin beragam akibat dari

kemajuan teknologi dan didukung juga oleh

masa pubertas peserta didik yang lebih

cepat dari generasi sebelumnya yang

kemudian akan dengan mudah

mempengaruhi karakter dan potensi

mereka. Dari berbagai keadaan tersebutlah

seringkali kita mendapati permasalahan

peserta didik di SD seperti malas belajar

atau kurang motivasi belajar,

ketidakstabilan emosi, sulit bergaul dengan

teman lain, pembulian, bertengkar,

kurangnya rasa percaya diri, dan lain-lain.

Dengan ditemukannya hambatan masalah

peserta didik pada usia SD 6 sampai 12

tahun yang masih terbilang anak-anak ini

tentunya mereka masih membutuhkan dan

menggantungkan dirinya pada orang lain

terutama orang tua dan guru dalam

penyelesaian masalah mereka.

Bimbingan konseling dilihat dari sisi

maknanya, ialah proses pemberian bantuan

secara berkelanjutan dari konselor untuk

membimbing konseli dengan cara-cara

yang meningkatkan pemahaman mereka

tentang kemampuan mereka untuk

memecahkan berbagai masalah (Lestari,

2020). Sedangkan dalam fungsinya

bimbingan konseling di SD adalah sebagai:

(1) Pemahaman, membantu peserta didik

agar bisa memahami diri sendiri dan

mengetahui potensinya, (2) Penyaluran,

membantu peserta didik dalam memilih

jurusan/jenis sekolah yang sesuai dengan

bakatnya, (3) Preventif, mengantisipasi

masalah yang mungkin terjadi dan

mencegahnya agar tidak dialami peserta

didik (Haryatri, 2019). Layanan bimbingan

dan konseling di sekolah dasar berkaitan

dengan perkembangan siswa sekolah dasar

ketika mereka belajar untuk beradaptasi

dengan lingkungan yang lebih luas dan

bersosialisasi dengan mengenali aturan,

nilai, dan norma yang berbeda. Ada

beberapa bidang layanan bimbingan dan

konseling di sekolah dasar, yaitu bimbingan

pribadi, sosial, belajar, dan karier

(Nurohman & Prasasti, 2019). Kemudian upaya sekolah dalam membantu peserta

didik memaksimalkan kemampuan dan

tugas perkembangan peserta didik sudah

semestinya memberikan layanan

bimbingan konseling yang didasarkan pada

karakteristik, kebutuhan, serta masalahmasalah perkembangan yang dialaminya.

Selama ini bimbingan konseling hanya

dianggap sebagai sarana dalam mengatasi

siswa-siswa yang bermasalah tentu hal

tersebut keliru, karena bimbingan

konseling juga semestinya membantu dan

mendukung tercapainya tugas

perkembangan anak yang sesuai dengan

fase perkembangannya.

Selanjutnya jika dilihat dari

pentingnya diadakan bimbingan konseling

khususnya di sekolah dasar menurut Suardi

dan Salwa juga diuraikan dalam sepuluh

alasan berikut: (1) membantu peserta didik

berkembang; (2) membantu peserta didik

membuat pilihan yang sesuai pada semua

tingkatan sekolah; (3) membantu peserta

didik membuat perencanaan dan pemilihan

karier di masa depan; (4) membantu peserta

didik membuat penyesuaian yang baik di

sekolah dan juga di luar sekolah; (5)

membantu dan melengkapi upaya yang

dilakukan orang tua di rumah; (6)

membantu mengurangi atau mengawasi

kelambanan dalam sistem pendidikan; (7)

membantu peserta didik yang memerlukan

bantuan khusus; (8) menambah daya tarik

sekolah terhadap masyarakat; (9)

membantu sekolah dalam mencapai sukses

pendidikan (akademik) baik pada tingkat

sekolah dasar hingga perguruan tinggi; dan

(10) membantu mengatasi masalah disiplin

pada peserta didik (Prasetia & Heiriyah,

2022).

Pelaksanaan kegiatan bimbingan

konseling di sekolah dasar tidak dilakukan

oleh guru khusus seperti halnya di SMP dan

di SMA. Pada tingkat sekolah dasar guru

kelas lah yang masih melaksanakan

layanan bimbingan konseling. Guru kelas

sebagai guru BK di sekolah perlu

memperhatikan setidaknya tujuh hal

berikut ini dalam konteks memberikan

layanan bimbingan konseling, yaitu

meliputi layanan orientasi, informasi,

penempatan dan penyaluran, pembelajaran,

konseling perorangan, bimbingan

kelompok, dan konseling kelompok

(Telaumbanua, 2016). Namun tentu saja

guru kelas tidak bisa bergerak sendiri dalam

pelaksanaannya dikarenakan beban tugas

guru kelas itu sendiri sudah banyak dan

seringnya kualifikasi pendidik bukan dari

latar belakang lulusan BK. Karena pada

akhirnya akan membuat layanan bimbingan

konseling yang diberikan itu kurang

memberi dampak dan perubahan yang

positif bagi peserta didik.

Hal ini diperkuat dengan penelitian

tentang implementasi layanan BK di SD,

menyatakan bahwa hambatan yang

mempengaruhi pelayanan bimbingan dan  konseling di SD adalah kerja sama orang

tua yang tidak mendukung, jam

pelaksanaan terbatas atau bentrok dengan

jadwal lain, guru kelas yang masih kurang

terbuka dan menuntut hasil maksimal

(Kholilah, 2018). Juga dalam penelitian

lain juga mengungkapkan bahwa di

beberapa daerah masih ditemukan sekolahsekolah yang belum memiliki guru BK,

selain itu penerapan layanan BK oleh guru

kelas/BK ternyata belum dijalankan

pemerintah daerah sebagaimana mestinya

(Indrawan, 2019). Oleh karena itu di

jenjang dasar ini tetaplah memerlukan guru

khusus bimbingan konseling dalam

membantu tercapainya pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik serta lebih

terorganisirnya pelaksanaan layanan

bimbingan konseling di sekolah itu sendiri.

Berdasarkan pemaparan tentang

permasalahan umum yang ditemui,

berbagai kondisi dalam pelaksanaan

bimbingan konseling di sekolah dasar, serta

dukungan teori diatas menunjukkan masih

perlunya penelitian yang membahas

tentang pentingnya pelaksanaan layanan

bimbingan di sekolah dasar. maka dari itu,

tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui seperti apa urgensi layanan

bimbingan konseling di sekolah dasar

terhadap permasalahan-permasalahan

perkembangan peserta didik yang terjadi di

lapangan dan pemanfaatan guru kelas

sebagai guru BK. Selain itu peneliti

berharap ke depannya layanan bimbingan

konseling di sekolah dasar ini bisa

dihadirkan secara khusus dengan guru ahli

dalam bidangnya, sehingga konseling yang

diadakan kelak tidak hanya lagi mengatasi

siswa yang bermasalah tapi juga bisa fokus

pada pemenuhan tumbuh kembang anak

didik secara maksimal.

METODE

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

kualitatif. Metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci (Sugiyono, 2016). Berdasarkan objek

kajian, penelitian ini termasuk penelitian

yang bersifat literer atau kepustakaan

(library research), library research adalah

suatu penelitian yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan data, informasi dan

berbagai macam data-data lainnya yang

terdapat dalam kepustakaan (Subagyo,

1991).

Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu observasi, wawancara

dan data tambahan seperti buku, jurnal,

artikel, karya ilmiah lainnya yang relevan

dengan objek kajian pada penelitian ini.

Dalam hal ini, peneliti akan menyusun data

informasi secara sistematis yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lainnya yang

bersangkutan dengan penelitian ini, agar lebih mudah dipahami dari temuan

penelitian ini dan dapat diinformasikan

kepada orang lain. Adapun analisis data

yang dilakukan dengan mengorganisasikan

data, menerjemahkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih hal-hal yang penting dari

penelitian, dan membuat kesimpulan yang

dapat diceritakan kepada orang lain

(Sugiyono, 2009).

Populasi dalam penelitian ini adalah

Guru Sekolah Dasar, dan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai

sumber data primer adalah, empat orang

Guru Wali Kelas SD. Adapun keterbatasan

metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu masih belum

maksimalnya peneliti dalam

mengembangkan instrumen wawancara

serta hasil dari jawaban sampel yang

didapat berbeda-beda sehingga kesimpulan

dari temuan ini akan bervariasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program bimbingan dan konseling

di sekolah merupakan layanan fungsional

yang memerlukan keahlian dan sikap

profesional dengan memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Prayitno &

Amti, 1999). Setiap peserta didik di sekolah

tentunya memerlukan layanan bimbingan

dan konseling secara khusus oleh tenaga

ahli sesuai dengan profesionalitasnya agar

tepat fungsi dan tepat dalam memberikan

layanan khususnya bagi peserta didik di

sekolah.

Bimbingan dan konseling adalah

suatu layanan bantuan yang diberikan

kepada peserta didik baik secara individu

maupun kelompok sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan siswa, agar

mampu mandiri serta berkembang secara

optimal sebagai pribadi.

Layanan bimbingan dapat maksimal

diberikan kepada peserta didik apabila

dilakukan oleh tenaga ahli atau guru yang

berpendidikan sebagai konselor atau guru

BK. Khususnya pada jenjang sekolah dasar

saat ini dirasakan sangat dibutuhkan guru

BK, untuk membantu mengentaskan

permasalahan peserta didik yang semakin

meningkat, dan perlunya memberikan

layanan secara komprehensif bagi peserta

didik agar mampu berkembang sesuai

dengan tahapannya, agar dapat memahami

karakteristik kebutuhan peserta didik dalam

layanan bimbingan dan konseling di

sekolah guru tersebut tentunya harus

memiliki pemahaman dan keahlian terlebih

dahulu terkait dengan permasalahan yang

ada pada BK untuk itulah diperlukan

pendidikan khusus (Willis, 2007).

Bimbingan dan konseling di sekolah

sangat dibutuhkan agar membantu peserta

didik memahami dirinya, mengenali

permasalahan yang dialami, hingga mampu

menemukan solusi dari permasalahan yang

dihadapinya dengan demikian peserta didik dapat menjadi pribadi yang mandiri dan

dapat berkembang ke arah yang lebih baik

(Wibowo, 2015).

Pada umumnya di sekolah dasar tidak

memiliki guru bimbingan dan konseling,

guru kelas lah yang berperan ganda

sekaligus sebagai guru BK. sehingga yang

sering terjadi adalah ketidakmaksimalan

dalam membantu memberikan bimbingan

serta layanan untuk peserta didik. Dimana

pada masa ini peserta didik berada pada

tahap masa anak-anak dan memasuki masa

remaja awal yang memiliki tugas

perkembangan cukup kompleks dan

mendasar. Mereka sangat membutuhkan

bantuan serta bimbingan tidak hanya dari

guru kelas, melainkan juga membutuhkan

guru BK yang memiliki kompetensi khusus

dalam ke-BK-an, selain itu diperlukan juga

keterlibatan orang tua untuk saling

bersinergi dalam mendampingi dan

mengembangkan peserta didik. Agar

mereka mampu menyelesaikan tugas

perkembangannya dengan tuntas.

Dari wawancara yang dilakukan

peneliti terhadap 4 guru wali kelas SD,

yang terdiri dari wali kelas kecil (kelas

1,2,3) dan kelas besar (4,5,6) dengan

panduan pertanyaan Dari wawancara ini

terungkap bahwa dengan perkembangan

IPTEK yang semakin melesat sangat

memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan setiap

individu, hal ini tak lepas juga pada anakanak sekolah dasar, maka sangat dirasakan

penting dan dibutuhkan layanan Bimbingan

dan konseling diterapkan pada pendidikan

sekolah dasar yang diperankan oleh guru

BK secara langsung untuk membantu

siswa melaksanakan tugas

perkembangannya, membantu

menyelesaikan masalah/hambatan yang

dialami agar peserta didik dapat bertumbuh

sebagai pribadi dengan segala

kebutuhannya, dapat mengaktualisasikan

dirinya, mengembangkan bakat minatnya

serta seluruh potensi yang dimiliki.

Mengingat perkembangan anak-anak

generasi

millennial

semakin cepat

mengalami pertumbuhan dan

perkembangan serta kompleksitas

permasalahan yang terjadi pada sekolah

dasar. Apabila tidak mendapat bimbingan

sejak dini dengan tepat maka yang terjadi

anak akan bertumbuh kurang matang pada

tahap perkembangannya.

Untuk itu sangat urgen melaksanakan

program bimbingan dan konseling di

sekolah dasar secara langsung oleh tenaga

ahli sesuai dengan Pendidikan

profesionalitasnya sebagai guru Bimbingan

dan Konseling. Kemudian guru BK juga

dapat berbagi cara atau strategi kepada guru

kelas dalam pendampingan kepada peserta

didik ketika proses pembelajaran di kelas

berlangsung.

Sehingga guru kelas dan guru

bimbingan dan konseling dapat saling bekerja sama dalam

memberikan

bimbingan dan pelayanan bagi peserta

didik di sekolah dasar dengan demikian

layanan bimbingan dan konseling dapat

terlaksana lebih maksimal. sehingga baik

guru kelas maupun guru BK masingmasing dapat tetap menjalankan tugasnya

dalam pembelajaran secara optimal, dan

peserta didik pendapat terdampingi dengan

baik serta terbantu untuk menyelesaikan

tahapan tugas perkembangannya.

Pentingnya guru bimbingan dan

konseling di sekolah dasar dikarenakan

guru BK sebagai tenaga profesional

memiliki keterampilan tersendiri dalam

mendampingi dan membimbing peserta

didik. mengantar mereka untuk berproses

mengaktualisasikan dirinya sesuai tahapan

perkembangan. Ketuntasan setiap peserta

didik dalam menjalankan tugas

perkembangan membawa mereka pada rasa

bahagia dan matang sebagai pribadi. agar

tidak terjadinya kegagalan yang akan

menimbulkan kekecewaan bagi peserta

didik, penolakan oleh masyarakat, dan

kesulitan. Peserta didik bisa menjalani

proses pendidikan di sekolah dengan baik,

guru bimbingan dan konseling di sekolah

dasar akan mampu mengetahui serta

memahami perilaku anak dan memberikan

konseling kepada siswa sehingga bisa

membantu dalam mengatasi setiap

permasalahan peserta didik.

Selanjutnya dari wawancara ini

diperoleh data bahwa sebagai guru di

sekolah dasar, mengajarkan semua

pembelajaran secara tematik adalah biasa

dilakukan, begitu juga dalam praktiknya

berperan sebagai guru BK, namun tentunya

tidak dapat dilakukan secara profesional

mengingat tidak semua ilmu pengetahuan

dan keterampilan sebagai guru BK didapat

ketika menempuh pendidikan S1-PGSDnya sehingga yang terjadi peranan yang

dilakukan untuk pendampingan kepada

peserta didik kurang maksimal.

Sekalipun demikian sebagai guru

kelas tetap memiliki peran sebagai guru

bimbingan dan konseling dan perlu terus

meningkatkan wawasan dan

keterampilannya dalam mendampingi dan

mengenali karakteristik kebutuhan setiap

peserta didik di kelasnya. Oleh karena itu

perlu terus menerus mengolaborasi dalam

pemanfaatan peran guru kelas sekaligus

guru BK di sekolah dasar.

Guru kelas juga menjadi model yang

langsung dilihat di contoh oleh peserta

didik khususnya di sekolah dasar, menjadi

pemimpin dan menjadi sumber belajar bagi

peserta didik. Hal ini sesungguhnya

menjadi beban moral bagi wali kelas karena

menjadi wali kelas dan guru bimbingan dan

konseling sekaligus merupakan hal yang

sulit walaupun terkesan hal yang biasa.

Bimbingan dan konseling sangat

berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar untuk memahami sikap, perilaku

dan keunikan setiap siswa serta

membimbing siswa. Guru kelas, dalam

setiap kegiatan pembelajaran berusaha

menggunakan metode-metode yang tepat

dan kreatif untuk sekaligus memberikan

pendampingan seperti menanamkan nilai

karakter kedisiplinan, moral, tanggung

jawab, kemandirian, memotivasi semangat

belajar agar memiliki kemampuan dasar

calistung yang baik, mampu bersosialisasi

dengan teman di kelas, dan masih banyak

lagi karena memang pada jenjang SD ini

siswa membutuhkan perhatian khusus

untuk didampingi dan menghantar peserta

didik mencapai prestasi belajar dengan

segenap potensi yang dimiliki, maka guru

bersama Stakeholder sekolah memiliki

tanggung jawab untuk membekali peserta

didik melalui program-program kegiatan

yang dirancang, melalui pembelajaran

harian bahkan sampai bimbingan secara

khusus.

Merujuk pada tugas perkembangan

anak usia 6-12 tahun menurut Havighurst

ada 8 tugas perkembangan pada masa anakanak tersebut yaitu:

(1)

Belajar

keterampilan fisik yang diperlukan dalam

permainan (2) Pengembangan sikap yang

menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai

individu yang sedang berkembang (3)

Belajar berkawan dengan teman sebaya (4)

Belajar melakukan peranan sosial sebagai

laki-laki dan wanita (5) Belajar menguasai

keterampilan intelektual seperti: membaca,

menulis, berhitung (6) Pengembangan

konsep-konsep yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari (7) Pengembangan

moral, nilai dan hati nurani (8)

Pengembangan sikap terhadap lembaga dan

kelompok sosial (Khaulani et al., 2020).

Melalui penelitian ini ditemukan masalahmasalah yang dialami peserta didik sekolah

dasar dan pengalaman guru kelas berperan

sebagai guru BK. Berikut tugas-tugas

perkembangan yang dapat peneliti uraikan

dari hasil penelitian ini :

1) Belajar keterampilan fisik yang

diperlukan dalam permainan.

Pada tugas perkembangan ini, masalah

yang sering muncul adalah adanya anak

yang kurang matang pertumbuhan

secara motorik nya seperti anak yang

memiliki berat badan lebih gemuk, anak

yang terlalu kurus, anak yang terlalu

tinggi atau terlalu pendek, bahkan anakanak yang mengalami kendala kesehatan

fisik mudah lelah, dan terbatas untuk

bergerak. Ini akan berpengaruh terhadap

kepercayan diri, anak menjadi minder

dan menarik diri dalam berinteraksi

dengan teman yang lain. Untuk itu guru

dapat memfasilitasi siswa dengan

berbagai kegiatan seperti; olahraga,

senam bersama, melatih fisik lewat

permainan di kelas maupun di luar kelas

melalui kegiatan ekstrakurikuler,

pembelajaran ke luar kelas (field trip) 

dan bentuk permainan lainnya sesuai

usia siswa. Karena pada tahap ini anak

membutuhkan kesempatan untuk terus

bergerak beraktivitas melatih

keterampilan motorik nya untuk

semakin memiliki otot dan tulang yang

kuat serta matang.

2) Pengembangan sikap yang menyeluruh

terhadap diri sendiri sebagai individu

yang sedang berkembang.

Pada tugas perkembangan ini, masalah

yang sering muncul dialami siswa

adalah untuk siswa SD kelas kecil 1,2,3

biasanya kurang memperhatikan bahaya

saat bermain sebagai contoh anak suka

bermain kejar-kejaran sambil berteriak

atau berbicara keras-keras sambil berlari

bersama teman-teman kelompoknya

namun tanpa memperhitungkan

kecepatan berlari dan area tempat berlari

sehingga dapat terjadi kemungkinan

terjatuh. Pada siswa kelas besar anak

kurang mampu menyadari bahwa

dirinya adalah pribadi yang terus

mengalami perubahan dan

perkembangan baik secara fisik maupun

psikis karena anak memasuki masa

pubertas awal. Secara fisik anak

mengalami perubahan primer dan

sekunder sedangkan perubahan secara

psikis anak kurang stabil dalam

emosinya. Untuk itu yang dilakukan

guru untuk mendampingi siswa dengan

beberapa cara yaitu; mendampingi siswa

dalam setiap kegiatan pembelajaran,

memberikan nasihat dan arahan

bagaimana anak berkembang sesuai

tahap - tahapnya baik kepada anak

maupun orang tua, memberikan

penguatan karakter kepada anak - anak

yang terus diupayakan sehingga menjadi

budaya, dan pembinaan kepribadian

melalui kegiatan rohani. Pada tugas

perkembangan ini anak belajar untuk

membiasakan diri menjaga kesehatan

dengan hidup bersih, teratur, untuk

keberlangsungan hidupnya dengan

menjaga keselamatan diri dan

lingkungannya.

3) Belajar berkawan dengan teman sebaya.

Pada tugas perkembangan ini, masalah

yang sering muncul dialami siswa

adalah kurang percaya diri bergaul

dengan teman yang lain di kelas, karena

anak terlalu pendiam dan pemalu

sehingga sulit untuk membuka diri

berteman dengan yang lain. Demikian

sebaliknya ada anak yang terlalu bebas

bergaul bahkan bergaul dengan orangorang yang lebih dewasa atau teman

sebaya yang salah dan mendapat model

yang kurang baik sebagai contoh hampir

kebanyakan anak saat ini mengikuti tren

dalam berkomunikasi dengan teman nya

menggunakan sebutan yang kasar dan

umpatan yang kurang sopan seperti

anjir, cuk, tolol, dan masih banyak lagi.

Dimana kata-kata tersebut biasa. 

SIMPULAN
Pada umumnya di sekolah dasar tidak
memiliki guru bimbingan dan konseling,
guru kelaslah yang berperan ganda
sekaligus sebagai guru BK. sehingga yang
sering terjadi adalah ketidakmaksimalan
dalam membantu memberikan bimbingan
serta layanan untuk peserta didik. Agar
peserta didik mampu menyelesaikan tugas
perkembangannya dengan baik maka
diperlukan peranan guru bimbingan dan
konseling yang bersinergi dengan guru
kelas yang tetap ambil bagian dalam
melaksanakan layanan bimbingan bagi
peserta didik juga berkolaborasi dengan
orang tua agar bimbingan yang diberikan
dapat terus berkesinambungan baik di
sekolah maupun di rumah.
Apabila setiap peserta didik dapat
menuntaskan tugas perkembangannya
dengan baik pada suatu periode tertentu
dalam kehidupannya maka akan
memberikan kebahagiaan, kesuksesan serta
memberi jalan bagi tugas-tugas
perkembangan berikutnya. Selain itu, guru
BK juga dapat membantu guru kelas untuk
memberikan layanan bimbingan bagi siswa
sekolah dasar, sehingga layanan bimbingan
dan konseling dapat berperan sebaikbaiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Haryatri, H. (2019). Urgensi Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Dasar.
Jurnal Al-Taujih: Bingkai
Bimbingan Dan Konseling Islami,
5(1).
https://doi.org/10.15548/atj.v5i1.75

Indrawan, P. A. (2019). Implementasi

Layanan Bimbingan dan Konseling

pada Sekolah Dasar di Daerah

Terdepan (Studi Emperis dan

Praktis di Kalimantan Utara). 28.

Khaulani, F., S, N., & Irdamurni, I. (2020).

Fase Dan Tugas Perkembangan

Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Dasar, 7(1), 51.

https://doi.org/10.30659/pendas.7.1

.51-59

Kholilah, N. (2018). Implementasi Layanan

Bimbingan Dan Konseling Di

Sekolah Dasar Islam Terpadu AtTaqwa Surabaya. Jurnal BK

UNESA,

8.

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id

/index.php/jurnal-bkunesa/article/view/25405

Lestari, M. A. (2020). Bimbingan

Konseling Di SD (Mendampingi

Siswa Meraih Mimpi). Penerbit

Deepublish.

Nurohman, A., & Prasasti, S. (2019).

Pentingnya Bimbingan Dan

Konseling Di Sekolah Dasar (Sd).

Jurnal Ilmiah Konseling, 19 No. 1.

Prasetia, E., & Heiriyah, A. (2022). Guru

Kelas Sebagai Pelaksana Layanan

Bimbingan dan Konseling Sekolah

Dasar di Sungai Andai

Banjarmasin.

Bulletin of

Counseling and Psychotherapy,

4(2).

https://doi.org/10.51214/bocp.v4i2.

295

Prayitno, & Amti, E. (1999). Dasar-Dasar

Bimbingan Dan Konseling. Rineka

Cipta.

Subagyo, A. B. (1991). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Rineka Cipta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Alfabeta.

Telaumbanua, K. (2016). Konsep Dasar

Layanan Bimbingan Dan Konseling

Di Sekolah Dasar. Jurnal Warta,

16.

Wibowo, M. E. (2015). Bimbingan Dan

Konseling Di Sekolah Dasar

Sebagai Upaya Membangun Peserta

Didik Berkarakter.

Prosiding

Seminar Nasional.

Willis, S. (2007). Konseling Individual

Teori dan Praktek. Alfabeta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun