Sebagian besar reaksi redoks tidak dapat dijelaskan dengan konsep pengikatan oksigen atau transfer elektron maka, digunakan istilah bahwa jika mengalami reaksi oksidasi maka bilangan oksidasi (biloks) akan meningkat sedangkan jika mengalami reduksi maka biloksnya menurun. Dengan demikian untuk mengetahui reaksi tersebut tergolong oksidasi atau reduksi perl diketahui terlebih dahulu perubahan biloksnya.
Bilangan oksidasi (biloks) adalah bilangan yang menunjukkan muatan suatu unsur dalam suatu molekul. Penulisan biloks berbeda dengan penulisan muatan suatu ion. Biloks ditulis dengan tanda +/- di depan angka sedangkan muatan ion penulisan tanda +/- di belakang angka.
Bilang oksidasi untuk unsur bebas adalah 0 seperti unsur Cu, Al, Zn, gas hidrogen, gas oksigen, Cl2 dsb. Biloks unsur golongan IA adalah +1, biloks golongan IIA adalah +2, biloks golongan IIIA adalah +3, biloks golongan VII A adalah -1 dsb. Perlu anda ketahui bahwa dalam suatu senyawa biloks unsur juga tergantung pada muatan senyawa.
Selain itu, dalam reaksi redoks, zat yang dapat mereduksi zat lain disebut reduktor (pereduksi) sedangkan zat yang dapaat mengoksidasi zat lain disebut oksidator (pengoksidasi). Dalam reaksi redoks juga dikenal istilah autoredoks atau disproporsionasi yaitu reaksi redoks dengan oksidator sekaligus reduktor pada 1 zat yang sama.
Contoh reaksi redoks
Cu^2+(aq) + 2 e Cu (s) Â Â Â Â Â Â Â (reduksi)
Fe(s) Fe^2+(aq) + 2e         (oksidasi)
reaksi keseluruhan:
Cu^2+(aq) + Fe(s) Cu(s) + Fe^2+(aq) Â Â Â Â (redoks)
Baik sekian materi pada artikel berikut, terima kasih sudah membacaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H