Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 30 judul, antologi berbagai genre 176 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Parcel Ingkung: Tali Relasi Tersambung

25 Januari 2025   06:03 Diperbarui: 25 Januari 2025   17:58 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Berbeda dengan kedua kakak lelakinya, si bungsu ini saat masih kanak-kanak hingga remaja suka pilih-pilih makanan. Persis seperti ayahnya. Jika tidak berminat, tidak mau mencicipi, dan langsung mengatakan, "Ogah, emoh!"  Jika ditawari mencicip, langsung geleng-geleng menghindar sambil mencebik.

"Itu dah, modelan Papa menurun ke anak!" kataku.

"Dik, padahal ini enak, loh!" salah seorang kakak membuatnya iri sambil pamer memakan dekat-dekat di depannya.

"Baunya saja begitu, mana enaknya!" sahutnya dari tempat agak jauh.

"Loooo, belum tahu dia! Durian ini bisa bikin ketagihan! Bahkan sepupu Mama saat masih kecil di rumah si Mbah Ketro pernah mabuk alias mendem saking kebanyakan makan! Mendem loh, bukan mendhem! Mendem itu mabuk, kalau mendhem itu mengubur!" kataku.

"Lo, kok bisa? Apa keracunan? Berarti ini berbahaya, gitu?" selidik kakak kedua.

"Iya, karena enak, dia makan kebanyakan! Berbahaya kalau terlalu banyak, apalagi tidak tawar atau alergilah gitu-gitu ...."

"Huuhh! Sekalipun diiming-iming, aku enggak tertarik! Sekali enggak, ya enggak!" dengan sewot bungsu menjawab obrolan kami yang sedang asyik makan durian.

"Mau dibukakan lagikah?" seru suami menawari kami bertiga yang sedang menikmati durian buah tangan darinya. "Kalau mau kubukakan!" tantang suami lagi.

"Hmmm, mau! Enak banget ini!" seruku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun