"Selamat jalan, Mbak. Semoga perjalanan lancar dan diberkati Tuhan."
"Amin." jawabku.
***
Agar menghemat waktu, kami tidak singgah ke mana-mana. Kebetulan aku masih ingat juga rute ke tempat tujuan. Kami hendak menghadiri reuni keluarga besar di sebuah kota kecil di daerah Tulungagung. Dari Malang, kami berlima berangkat pukul 05.15 dengan harapan sampai tiga jam kemudian.
"Ma, ini nggak bisa beli dawet di Ngunut, ya?" celetuk suami yang duduk di sampingku.
"Nggak, Pa. Ini kita lewat jalan lain. Nanti kita lewat jembatan Ngujang, Ngantru yang terkenal dengan keranya itu, loh!"
"Ooo, ... iya, iya! Beda, ya, jalurnya!"
"Wah, ... dawet, ya!" celetuk bungsu dari jok belakang.
"Enggak, Nak. Nggak lewat jalur itu, ya! Besok saja pulangnya lewat Ngunut, ya! Sekarang lewat jalur utara, ini!"
"Eh, kita nginep, Ma?" celetuk sulung.
"Ya, enggaklah! Maksudnya kali lain saja lewat Ngunut. Gitu, kan Ma?" sambung suami.