Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pesona Getuk Lumbu

12 September 2024   05:25 Diperbarui: 12 September 2024   08:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Laah, itu! Bude Supi juaranya! Beliaulah koki kita yang paham betul resep masakan jadul!" tunjuk adikku pada salah seorang kerabat.

"Sana, yuk, kita dekati saja. Nanti Mbak keluarkan jurus rayu saja ... agar resep bisa Mbak dapatkan, hihihi ....!" gurau adikku sambil mencolek lucu.

"Yuk, kita dekati saja!" seret adikku sambil mendekati si bude koki juara.

Akhirnya kuketahui bahwa bumbu masakan itu sebenarnya biasa saja. Hanya, masalahnya terletak pada pemilihan daun talas yang tidak gatal dan cara pengolahannya. Yang perlu diingat, tidak ada penjual sayur daun talas di mana pun, daun itu harus kita cari sendiri di sawah atau kebun. Karena itulah tidak ada orang yang berjualan getuk lumbu.

Tentu saja di kota tempatku tinggal saat ini, masyarakat tidak mengenalnya. Orang tidak pernah mendengar nama masakan ini apalagi merasakan eh, ... menikmati sensasi makanan khas tersebut!

"Disebut getuk, tetapi bukan getuk seperti biasa. Bukan getuk yang berasal dari singkong atau ubi, loh! Mungkin karena sama-sama dilembutkan, jadi diberi nama getuk!" kata Bude.

"Ini sebenarnya semacam pepesan alias botok, yang terbuat dari daun talas. Bumbunya seperti bumbu botok biasa, bawang merah, bawang putih, kemiri, garam, sedikit gula, trasi, dan  penyedap rasa. Bisa ditambah parutan kelapa muda juga!" urai Bude yang sedang menjelaskan perihal perbumbuan dan pengolahan getuk lumbu.

"Iya, Bude! Di samping getuk lumbu, juga ada getuk kutuk. Pepesan berbahan baku ikan kutuk atau ikan gabus yang sarat khasiat itu. Maka pernah kudengar bahwa mahasiswa yang berasal dari Tulungagung banyak yang memiliki tingkat intelektual prima gegara makanan spesial ini. Ya, makanan spesial di masa kecilku saat Tulungagung dikenal sebagai kota banjir, sebelum terowongan Neyama berfungsi dengan baik!" sambutku berbangga diri.

"Oh, iya! Betul banget! Getuk kutuk juga langka. Sayang kamu mengingatkannya terlambat. Kalau misalnya kemarin, bisa kusajikan pula saat ini!"

"Waahh .... Iya, ya. Apakah kutuk masih gampang dicari, Bude?"

"Masih ada, kok. Di Campurdarat kudengan ada yang membudidayakan kutuk juga. Katanya kutuk itu obat mujarab buat yang baru operasi!" sambung bude dengan netra berbinar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun