Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pesona Getuk Lumbu

12 September 2024   05:25 Diperbarui: 12 September 2024   08:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat jalan, Mbak. Semoga perjalanan lancar dan diberkati Tuhan."

"Amin." jawabku.

***

Agar menghemat waktu, kami tidak singgah ke mana-mana. Kebetulan aku masih ingat juga rute ke tempat tujuan. Kami hendak menghadiri reuni keluarga besar di sebuah kota kecil di daerah Tulungagung. Dari Malang, kami berlima berangkat pukul 05.15 dengan harapan sampai tiga jam kemudian.

"Ma, ini nggak bisa beli dawet di Ngunut, ya?" celetuk suami yang duduk di sampingku.

"Nggak, Pa. Ini kita lewat jalan lain. Nanti kita lewat jembatan Ngujang, Ngantru yang terkenal dengan keranya itu, loh!"

"Ooo, ... iya, iya! Beda, ya, jalurnya!"

"Wah, ... dawet, ya!" celetuk bungsu dari jok belakang.

"Enggak, Nak. Nggak lewat jalur itu, ya! Besok saja pulangnya lewat Ngunut, ya! Sekarang lewat jalur utara, ini!"

"Eh, kita nginep, Ma?" celetuk sulung.

"Ya, enggaklah! Maksudnya kali lain saja lewat Ngunut. Gitu, kan Ma?" sambung suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun