Puppy Love
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Terdengar derap barisan anggota TNI yang sedang melakukan giat latih raga melintas di depan rumah.  Anggota  tentara  berjalan cepat sambil bernyanyi sebagai penyemangat.
Mendengar riuh suara mereka, melintas puing-puing puzzle masa kecil. Â Masa sekitar setengah abad silam. Ketika ia masih ingusan, remaja desa yang lembut dan anggun.
"Pinjam Ilmu Hayat, ya!" teriak mulut mungil saat barisan siswa SMP swasta lewat di depan rumah menyelesaikan putaran olahraga.
"Iyaaa ...," jawab salah seorang siswa yang sengaja dicegat.
Mereka sedang melakukan pemanasan di sore hari. Guru olahraga meminta siswa berlari mengitari depan sekolah sampai sebuah tugu di pertigaan, kira-kira sekitar satu setengah kilometer pergi pulang.
***
Dianing, si gadis ayu mengenal salah seorang siswa di sekolah swasta tersebut. Bagus Purnama. Kakak  kelas sejak mereka sama-sama bersekolah di satu SD yang sama. Jika Bama, panggilan Bagus Purnama, sedang duduk di kelas lima,  Dianing setahun di bawahnya. Nah, di situlah mereka berdua berkenalan dan bergaul akrab.
"Aduuuuhh!" jerit Dianing saat kepalanya terkena lemparan bola kasti.
Dianing baru saja datang di tempat itu. Ia masuk siang. Saat  sedang melintas di tepi lapangan sambil menuntun sepeda, ia langsung tumbang. Apalagi  salah seorang siswa SD 1 menabrak tanpa sengaja. Namanya juga sedang asyik bermain kasti, tentu saja tidak memperhatikan teman yang sedang lewat. Perhatian terfokus pada ke mana bola terlempar sehingga segera berpindah ke etape berikutnya.
Gegara lemparan bola dan tabrakan tersebut, Dianing pingsan dan harus digendong ke UKS. Karena guru merasa takut dan cemas, dibawalah Dianing ke klinik dengan mengendarai becak. Â