"Hmm, adakah kita bisa bertemu kembali?" Â rintihnya.
***
"Selamat untuk Dianing Putri Utami, Â kelas 1 b, sebagai juara umum kelas paralel!" ucap pembawa acara.
"Yang bersangkutan diminta maju  berbaris berjajar di dekat tiang bendera!" lanjutnya.
Saat itu, Dianing menerima kejutan lain. Ia beroleh sepucuk surat cinta dari Bama. Berisi sebuah puisi indah dihias vignete bagus.
Bama tahu, Dianing suka sekali puisi dan sering diminta membaca puisi oleh guru. Dianing pun pernah menjadi juara lomba baca puisi se-kabupaten. Itulah mengapa surat cintanya berupa untaian puisi  dengan diksi indah.
***
"Kita pacaran cuma berpegangan tangan begini, ya? Tapi kok rasanya ... seperti terbang ke awang-awang, ya!" seloroh Bama  suatu malam Minggu di teras rumah Dianing.
"A-aku ... ?!" Dianing gemetaran malu-malu.
"Kamu senang?" selidik Bama sambil meremas jemari.
Gadis ayu pemalu itu tersipu dan tertunduk. Berusaha  curi-curi melirik sang idola pujaan atma.
Bama mengangkat dagu gadisnya, sambil berujar, "Nggak mencoba ... misalnya berpelukan dan ber ... gitu?"