Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puppy Love

4 September 2024   14:15 Diperbarui: 5 September 2024   21:38 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua tahun silam. Di sebuah ruang tunggu rumah sakit swasta terkenal di kotanya, Dianing sedang duduk mengantre. Menunggu antrean obat yang harus ditebus. Persendian pangkal lengan kirinya sedikit kesakitan. Salah tidur! Masih  harus diterapi laser secara rutin sejak bulan lalu. Jatah fisioterapi dilakukannya seminggu dua kali.

Tetiba dari pelantang, didengarnya panggilan obat untuk salah seorang pasien.

"Bapak Bagus Purnama! Alamat ...."

Bagai disambar petir seribu watt, nurani Dianing meronta. Dengan antusias segera ditengok siapa yang hadir untuk mengambil obat itu.

"Semoga ...,"  doanya berkomat-kamit.

Sudah lama ia merindukan sosok itu. Seseorang yang pernah singgah di hati setengah abad silam. Adakah ia masih mengenali? Ataukah hanya kebetulan sama nama saja? Seribu pertanyaan menggelayut mengusik atma.

Dianing bergeming. Dilihatnya seorang pria renta sendirian sambil menggunakan sebuah kursi roda. Dengan kondisi sangat memprihatinkan mengoyak batin.

"Ya, Allah ... apakah aku harus bertanya?" bisiknya.

 Ada suatu perasaan yang mendobrak kesadaran. Ia bertekad mendekati sekadar bertanya berbasa-basi. Memenuhi penasaran yang menggelora.

Setelah selesai mengantre, menerima obat, si bapak segera hendak bergeser. Namun, ia kesulitan memindahkan arah kursi roda yang digunakannya. Dianing menyempatkan diri untuk mendekat, berniat membantu sekalian bertanya-tanya.

"Maaf ... apakah Bapak berasal dari ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun