"Satu, dua, tiga! Koisan, sekarang!"
Aku mulai gesit memakan jentik nyamuk dan kutu air itu dengan meliukkan badan ke sana kemari. Akan tetapi, cukup sulit juga, sih. Lumayan melelahkan!
Saat sedang menikmati makanan itu, tiba-tiba datang seekor ikan yang melaju dengan sangat kencang ke arah kami. Kemudian, blum! Ikan itu menabrak Ramiu sehingga semua makanan di wadah menyebar ke mana-mana. Ikan itu juga  menyantap seenaknya saja makanan milik Ramiu.
 Beberapa kali Ramiu berteriak memohon kepada ikan itu untuk berhenti, tetapi tidak dihiraukan. Bahkan, ia menertawakan Ramiu.
Si ikan penjarah itu ternyata seekor ikan mas jantan berwarna keemasan. Namanya Goldy.  Mereka  berdua ternyata sudah saling mengenal. Namun, dengan rakus Goldy  memakan persediaan makanan itu tanpa seizin Ramiu. Dengan demikian, habislah sudah semua persediaan makanan milik Ramiu.
"Kenyang sekali, lain kali lebih banyak lagi, ya, Ramiu," ucap Goldy  sambil menepuk-nepuk perutnya yang kian membuncit.
Ia malah melenggang-lenggok menari-nari di depan kami. Tentu saja Ramiu merasa kecewa atas perbuatan jahat si Goldy  padanya.
"Jangan dihabiskan Goldy! Itu untuk dia," pinta Ramiu dengan lemas sambil menunjuk ke arahku.
 "Ikan mas, apa yang kau lakukan?! Minta maaf pada Ramiu sekarang!" Dengan kesal aku menyuruh Goldy  meminta maaf pada Ramiu.
"Aku tidak salah apa-apa, harusnya Ramiu lebih hati-hati saja. Kau ini siapanya, berani-beraninya membentakku, ha? Dasar ikan Koi udik! Tadi juga kau sedang memakan makanan milik Ramiu 'kan?"
Goldy  tidak mau meminta maaf. Ia justru malah menuduhku melakukan hal  sama seperti dirinya.
Hampir aku dan Goldy  berkelahi, tetapi dengan cepat Ramiu melerai kami berdua. Akhirnya, Ramiu sudah mengikhlaskan dan menerima perbuatan jahat Goldy  itu. Dengan  sabar ia  mengumpulkan kembali persediaan makanannya.