Sang bunda tidak mendengar acara yang disampaikan oleh putra-putrinya karena kebetulan sedang izin ke kamar kecil. Dengan bersiul-siul dan mengangguk-angguk bahagia, Klana pun kembali ke kamar hendak mengambil rangsel dan peralatan sekolah yang harus dibawanya hari itu.
"Kakak berangkat jam berapa, sih?" tanya Lina agak kencang karena sang Kakak sepertinya terburu-buru menuju kamarnya di lantai dua.
"Habis Jumatan, Dik!"
"Oh, Lina agak sorean kok!" gumamnya.
"Emang kau mau ke mana, Dik?" tanya Lani yang sudah selesai makan dan mengemasi piringnya.
"Ada, deh, Kak! Mau bikin surprise aja!" lirihnya.
"Waduuhhh ... jangan-jangan ketakutan dan kecurigaanku benar, nih!" batin Lani sambil sejenak termangu berdiri agak jauh dari adiknya.
"Emang, kenapa Kak?" selidik si bungsu.
"Enggak ... cuma tanya aja!" sambut Lani.
Tak urung hatinya bergolak juga. "Semoga saja apa yang menjadi ketakutan dan kecurigaanku itu cuma ilusi dan halusinasi doang, ah!" batinnya.
Beberapa saat kemudian ....