"Sudah hampir tujuh bulan dia!" ujar Krishna lembut.
Tetiba Anye melingkarkan tangan ke leher Krishna dan mendekatkan mukanya dengan sang dokter. Mendadak sang dokter pun tergagap.
"Anye ...," keluh Krishna. "Apa yang kamu inginkan?" tuturnya gemetar.
"Hmmm," jawab Anye tersenyum.
"Apa kamu mau upacara tujuh bulanan?"
Anye menggeleng perlahan sambil menatap manik netra sang dokter.
"Waduhhh," keluh sang dokter di dalam hatinya. "Hmm ... akan kulakukan apa pun demi kesembuhanmu, Anye!"
Tatapan nanar itu tembus jauh ke dalam hati Krishna. Sejuta pesona itu meluruhkan hatinya, "Kasihan kamu, Anye ... anak yang di dalam rahimmu semoga sehat hingga lahiran! Amin," bisik Krishna tergagap salah tingkah.
"Jaluuuu," lirih Anye menyebut nama suaminya meski yang ada di hadapannya adalah Krishna.
Krishna pun melelehkan air mata haru. Dia  tak bisa berkata-kata. Linangan bening itu kian menderas menganak sungai.
Anye menyeka air mata itu sambil menggeleng perlahan, "Kamu jangan menangis, aku merindukanmu!" tuturnya.