Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - menulis itu bikin kuat daya ingat

Menulis yang bisa ditulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anyelir (Part 13)

27 Juni 2024   18:53 Diperbarui: 27 Juni 2024   19:01 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anye hanya mengangguk sambil tersenyum sangat manis. Jalu makin gemas melihat kakak tingkat yang telah mengisi hatinya itu. Dia dekati Anye yang sedang berdiri di tepi jendela melihat kawanan kutilang yang sedang menggelepar di dahan pohon langsat di depan rumah itu.

"Waw, ... mereka banyak!" tunjuk Anye ke arah dahan langsat dan amazon yang sedang memamerkan buah jingga merona.

"Iya, mereka gemar berburu buah amazon itu, Sayang! Buahnya manis banget! Kayak kamu!" ujar Jalu mencolek dagu sang kekasih.

"Isshh, ... gombal! Berapa kali rayuan maut ini kauucapkan kepada para gadis, Jalu?"

"Emmm, baru kali ini! Suer! Dan hanya kepada gadis manisku ini: Anyelir! Lengkapnya: Anyelir Puspita Putri Lestari," rajuknya manja.  

"Gombaaal, ah!" gurau Anye menggoda sambil meleletkan lidah.


"No legacy is so rich as honesty. Begitu kata William Shakespeare, 'kan? Aku pun berusaha jujur kepadamu, Sayang. Sebab kejujuran adalah kekayaan yang harus kita pertahankan dan pertaruhkan!"

Sisa hujan semalam menyegarkan dedaunan pepohonan yang sengaja ditanam dan ditata sedemikian rupa. Kawanan kutilang itu berkicau dengan merdu dan indah. Anye sangat menikmati. Ditelengkanlah muka ke arah suara kutilang yang sedang ramai di halaman depan. Jalu melingkarkan kedua tangan ke pinggang ramping sang kekasih.

Melihat kawanan burung kutilang tersebut, Anye mencoba mengingat dan menyenandungkan lagu kesayangan saat masih kanak-kanak, lagu 'Burung Kutilang' besutan Ibu Sud yang sangat terkenal kala itu ....

Di pucuk pohon cempaka
Burung kutilang berbunyi
Bersiul-siul sepanjang hari
Dengan tak jemu-jemu
Mengangguk-angguk sambil bernyanyi
Tri li li li li li li li li
Sambil berlompat-lompatan
Paruhnya selalu terbuka
Digeleng-gelengkan kepalanya
Menentang langit biru
Tandanya suka dia berseru
Tri li li li li li li li li

Pada akhirnya Jalu mengikuti senandung sang kekasih dengan menggunakan suara dua layaknya koor indah. Kedua muda-mudi itu menikmati keindahan lirik lagu sambil melihat burung-burung kutilang yang sedang berceloteh riang di luar jendela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun