Mereka berdua akhirnya jalan menuju ke luar area kampus. Jalu yang baru saja menempati rumah kosong yang katanya milik saudara itu membawa sang kekasih ke sana. Lokasinya memang agak keluar kota. Dia mengajak Anye ke sana dengan terlebih dahulu singgah di pasar untuk berbelanja beberapa bahan. Tanpa banyak bicara.
"Kita ke mana?"
"Ada, deh!"
Perjalanan memakan waktu sekitar empat puluh menit. Jalu mengajak turun di sebuah rumah yang berada di perumahan premium. Suasana sepi. Maklum masih pagi dan perumahan tersebut belum banyak penghuni. Kalaupun ada, pada umumnya pegawai yang sudah berangkat sejak pagi hari.
Sementara, security di gerbang pun sudah mengenali dan hafal terhadap masing-masing penghuni. Jalu menyapa ramah dua orang bapak berseragam itu dengan sangat santun.
"Ini rumah siapa?"
"Punya keluarga! Yuk, kita ngobrol di dalam saja, lebih santai!" ajak Jalu sambil menggandeng tangan sang kekasih.
Jalu mengajak duduk di sofa yang terlihat masih baru karena plastik pembungkusnya belum diambil semua.
"Hmm ... masih baru, ya!"
"Iya, baru dua mingguan aku boyong ke sini!"
"Ouwh ... enak sekali buat belajar. Sejuk banget, daerahnya!" netra nanar Anye menyapu lingkungan yang cukup indah. Bayu semilir pun siap menyapa kehadirannya di rumah mungil, tetapi tertata indah itu.