Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Twin Dreams

16 Juni 2024   23:53 Diperbarui: 17 Juni 2024   00:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Benarkah, Kawan? Apakah aku bisa mengikutinya?" tanyanya ragu.

"Jangan khawatir, semua sudah kami atur. Kamu tinggal menjalaninya saja. Bagaimana?" Lintang menegaskan.

"Wahhh ... oke! Sudah sejak lama aku memimpikannya!" sambut Deo.

"Nah, bagus ... berarti menjadi mimpi kita bertiga ... ehh ... juga mimpi beberapa teman yang terlibat dalam proses menuju sukses. Bagaimana, deal, ya?"

Kesepakatan kapan, bagaimana, dan di mana pelatihan pun telah disetujui. Mulai besok pelatihan akan dimulai. Maka, si kembar pun memberitahukan sang Papa sehingga beliau mempersiapkan segala sesuatunya. Namun, ayah bijak ini berada di belakang layar, tidak mau secara langsung terlibat. Beliau mempercayakan kepada salah seorang pembantunya untuk menjaga, mengikuti, dan memperhatikan putra kembarnya sehingga semua akan berjalan lancar. Sementara itu, dari Pak Tejo kembar yang baik hati ini pun telah mengantongi tata cara berlatih meskipun tidak ikut berlatih bersama kelima calon peserta dari SD satu.

Pak Embun, pengawal pribadi sekaligus penanggung jawab di lapangan, selalu membersamai si kembar ke mana pun dan apa pun yang menjadi aktivitasnya. Sebagai tangan kanan papanya, Pak Embun sangat mengasihi kembar sebagaimana putranya sendiri. Maklum, Pak Embun dan istrinya hingga saat ini tak kunjung dikaruniai momongan. Jadi, kerinduannya akan sosok putra tersalurkan begitu memperoleh kepercayaan untuk menjadi seperti baby sister bagi keduanya.

Karena si kembar berhati mulia dan peduli kepada teman-teman, apalagi yang berada di bawah garis kemiskinan, banyak sahabat baik yang dimilikinya. Mendengar mereka berdua hendak mengorbitkan Deo, beberapa teman mengajukan diri untuk ikut bersama-sama berlatih lari marathon setiap pukul 15.30 hingga 17.00 pada Senin hingga Sabtu, sementara setiap hari Minggu diusahakan setiap pagi pukul 05.00 hingga 07.00. Demikianlah jadwal yang sudah disepakati.

Agar tidak terlalu banyak yang ikut berlari, bak duo manajer si kembar pun memilih teman-temannya dengan bijak. Ada beberapa yang ditugasi untuk membuat kain rentang atau spanduk bertuliskan nama dan motivasi buat Deo, ada yang ditugasi untuk mendesain celana dan kaus yang hendak dipakai Deo saat lomba nanti, ada juga yang ditugasi membuat yel-yel penyemangat di beberapa titik sehingga Deo tidak merasa lelah, bahkan. ada juga teman-teman yang   menyediakan minuman dan buah segar di garis finish.

Bersama penasihat, yakni Pak Embun, Pak Teja, dan tentu saja Papa dan Mamanya, si kembar berniat memoles Deo bermental pejuang sejati.  Beruntung, Deo pun menurut apa kata si kembar dengan pelatihnya.

Siapa pelatih Deo? Tentu saja si kembar. Maka pada hari pertama, diajaknya Deo mengawali latihan dengan berlima mengelilingi tanah lapang yang ada di batas desa. Tidak ada yang tahu bahwa mereka memulai mengejar mimpi karena ajang lomba masih akan dilaksanakan dua bulan ke depan.

Minggu pertama Pak Embun, si duo kembar, Doni dan Dino yang kebetulan juga kembar, sepupu Bintang dan Lintang, masih tetap mengelilingi tanah lapang tersebut karena tempatnya sangat nyaman dan strategis. Di tengah-tengah jarak antara rumah Deo dengan rumah si kembar. Namun, minggu kedua, mulai start dari tanah lapang itu, mereka mencoba memilih berlari di sepanjang jalan kampung, bahkan jalan setapak menuju bukit yang terkenal sering digunakan untuk menggembalakan hewan ternak dan juga merupakan tempat wisata alam untuk menikmati indahnya matahari terbit atau terbenam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun