"Mengapa kau ikuti sepupuku, ha? Mana cuma melihat tanpa membantu membawakan bawaannya!" hardiknya gemulai. "Ayooo sanaaa ... pergiii!" lanjutnya.
Namun, para pengikut justru merangsek hendak mendekat.
"Husshh ... sana, sanaa ... pergiiii!" Â usirnya.
Tetiba dari jauh tergopoh-gopoh datang pula tiga orang berseragam krem. Â
Salah satu petugas menanyakan, "Apakah ini pendatang baru? Berapa lama akan tinggal di desa ini?" sambil menunjuk Ajeng dengan santun.
"Iya, Pak Kades, Pak Kasun, dia akan tinggal di sini selama beberapa saat," jawab Binar si jejaka flamboyant.
"Apakah ada KTP yang bisa kami lihat?" lanjutnya.
"Iya, Pak Kades. Perkenalkan, ini sepupu saya. Namanya Rahajeng, biasa dipanggil Non Ajeng. Dia akan tinggal beberapa saat dan akan saya carikan rumah kosong yang akan dikontrak," lanjutnya.
Sementara Rahajeng hanya tersenyum, menggangguk sambil mengatupkan kedua telapak tangan di dada sebagai perkenalan santun.
"Barangkali ada rumah kosong yang bisa kami sewa, Pak?" lanjut Binar.
"Wah, kebetulan tidak ada." Pak Kades menggeleng-gelengkan kepala.