Pambudi memesan nasi kotak di catering langganan kantor untuk dibagikan kepada tamu yang sudah diundang, sementara Nadya harus beristirahat karena kepalanya sangat pusing. Pambudi pun tidak pergi ke kantor, tetapi dengan menggunakan teknologi, dia mengirimkan pesan kepada semua kliennya bahwa transaksi apa pun dilakukannya dengan virtual.
Pambudi izin untuk menengok kantor Nadya dan mengatakan bahwa Nadya dalam kondisi tidak enak badan. Maka semua pekerjaan hari itu dan mungkin selama beberapa hari ke depan akan di-handle oleh Pambudi. Meskipun banyak karyawan yang bertanya-tanya, Pambudi tetap bergeming. Ditanyakannya kepada sekretaris Nadya hal-hal urgen yang harus ditangani dengan segera.
Pambudi pun bertanya kepada relasi Nadya, kalau-kalau mereka tahu latar belakang rumah tangga Nadya. Maka, Pak Sastro yang mengaku mengenal keluarga Nadya bersedia memberikan informasi.
"Iya, Pak Sastro. Izinkan saya, Pambudi, mencari tahu bagaimana kondisi rumah tangga Bu Nadya. Ini saya lakukan agar semuanya baik-baik saja!"
"Baik, Pak! Saya mengenal suami Bu Nadya. Namanya Pak Prasojo, Pak! Tetapi, akhir-akhir ini rumah mereka selalu kosong. Mereka tidak tinggal lagi di sana. Padahal, biasanya Pak Prasojo selalu berangkat bersama Neng Vivi keponakannya yang bersekolah di SMA TH, sedang Bu Nadya berkendara sendiri ke kantor. Para tetangga juga nggak tahu ke mana mereka bertiga pindah rumah. Saya sendiri tidak pernah berani bertanya kepada Bu Nadya. Dengar-dengar Pak Prasojo bekerja di daerah Pandaan kata tetangganya, Pak! Tapi saya tidak tahu dengan jelas!"
"Baik, Pak. Terima kasih atas informasinya. Mulai sekarang sayalah yang akan membantu Bu Nadya menyelesaikan tugasnya! Mohon rekan yang lain memahami. Nanti jika Bu Nadya sudah sembuh, pasti dia akan kembali ke kantor ini!"
***
Menjadi Permaisuri
Dengan mengantongi beberapa informasi penting itu, Pambudi melaksanakan tugas Nadya dengan sebaik-baiknya. Beberapa kendaraan yang direntalkan segera diminta kembali dengan alasan hendak didata ulang dan diganti cat sehingga tampak lebih baru dan fresh.
Sesampai di rumah diberitakan kepada Nadya tentang apa-apa yang ada di pikirannya. Nadya pasrah sepenuhnya kepada Pambudi yang kini telah resmi menjadi suami itu.
Sejak pagi kepala Nadya masih pening sehingga Nadya tidak bisa melakukan apa-apa. Bahkan makan dan minum saja hampir tidak dapat dilakukannya. Jika tidak mengingat janin yang harus sehat dan kuat, tentu Nadya malas makan. Untunglah Pambudi mengirimkan makanan dan buah-buahan lewat ojek online sehingga Nadya bisa memperoleh asupan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan.