"Kalau malam, apakah Bayu tidak berada di rumah?"
"Dia sering berada di rumah neneknya, Bu. Di kampung sebelah. Setiap malam Bayu menemani neneknya yang tinggal sendiri!"
"Hmmm ... baiklah, Pak. Informasi Bapak akan saya sampaikan ke pihak sekolah. Bolehkah kami mengetahui alamat neneknya?" lanjut kedua guru tersebut.
"Memangnya ada masalah apa toh, Bu? Kok sampai harus mencari Bayu sedemikian rupa?" usut Ayah.
"Oh, tidak, Pak. kami hanya memantau aktivitas anak-anak seperti biasa saja. Sebelum menemukan titik terang, kami tidak bisa memberitahukan. Mohon maafkan kami. Jika data sudah terkumpul, Bapak dan Ibu akan kami panggil ke sekolah, atau kami akan datang kembali ke sini," jawab mereka.
"Hanya ...mohon maaf ya Pak, memang anak-anak usia pubertas seperti Bayu harus tetap mendapat pengawasan ketat. Kalau di rumah memperoleh pendidikan dengan baik, di luar sana pengaruh lingkungan buruk bisa jadi mengancam kehidupan putra-putri kita! Jika boleh usul, mohon pengawasan lebih prima saja," kata ibu guru yang mengenakan jaket almamater sekolahnya itu.
Ketika aku mengantarkan dua cangkir teh kembang telang, sambil mempersilakan mencicipi, salah satu ibu guru itu pun sempat mengajukan pertanyaan kepadaku.
"Mari, Bu dicicipi ... ini teh kembang telang. Sangat berkhasiat bagi kesehatan loh, Bu!"
"Wah, bagus ya warnanya biru!"
"Iya, Bu, monggo diunjuk!"
"Mbak  ini adiknya Bayu, ya?"