Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Slice of Live

31 Maret 2024   14:22 Diperbarui: 31 Maret 2024   14:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat sabda-Nya, "Bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita."

Kuusahakan tidak memendam rahasia agar tidak terbeban. Karena itu, meski sepele, malam itu kuceritakan kepada Mas Andika perihal pertemuanku yang tak sengaja itu. Mas Andika  menggeleng-geleng.

"Luar biasa ajaib karya dan kehendak-Nya! Mestinya tadi Mama memanggilku untuk berkenalan dengan keluarga mereka!" lanjutnya sambil tersenyum padaku.

"Aku tidak kepikiran seperti itu, Mas! Maafkan aku!"

"Iya. Semoga saja kita masih dipertemukan dengan mereka. Bukankah kita harus membawa damai sukacita, Ma?" katanya benar-benar menohokku.

Ternyata aku justru melarikan diri dari mereka! Kukira hendak kukubur sebagai suatu kenangan, tetapi ternyata suamiku malah ingin membuka pertemanan. Maka, di dalam hati aku berdoa semoga tidak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan mantan. Biarlah masa lalu berlalu seiring waktu dan kini kuhadapi masa yang akan datang tanpa beban.

            Tentu saja tak bisa kukatakan kepada suami mengapa tak sanggup bertemu dengannya. Keinginan melupakan yang nyatanya justru masih saja mengganggu pikiranku! Biarlah cukup sebagai rahasia pribadiku saja! Cemburukah aku? Tak ikhlaskah aku? Entahlah. Ingin kubuang dan kuhilangkan kenangan itu, tetapi tak mampu. Biarlah waktu yang mengubur sepenggal kenangan itu!

Malam itu netra pun tak mau diajak berkompromi! Baying masa lalu bermain tanpa kuundang melintasi ruang ingatan. Ahh, ....

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun