"Kalau Mas. Bagaimana?" tanyaku.
"Aku masih ingin melanjutkan ke ITB atau UGM. Nggak tahu nanti jatuhnya di mana!"
"Hmm ... bakalan berjauhan dong kita!" sambutku.
"Ya, mau bagaimana lagi. Di sini tidak ada jurusan yang kuinginkan!" katanya.
"Iya, sih. Tapi, Mas...!" kataku menggantung.
"Ada apa lagi, Sayang?" tanyanya sambil menjentik hidungku.
"Jika aku diterima di kedokteran, kuliahnya bakalan lebih lama dua tahun. Apa Mas sanggup menunggu aku?" tanyaku.
"Kita harus saling berjanji untuk tidak mengingkari, ya! Walaupun berjauhan, kita tetap menjaga komitmen kita. Bagaimana?" katanya tegas sambil memelukku.
"Baik, Mas! Aku berjanji akan setia menunggu sampai waktu kita tiba!" jawabku. Ketika sudah semakin sore, kami berdua bersiap pulang agar tidak kemalaman di jalan. Perjalanan pun memakan waktu sekitar satu jam.
***
Akhirnya, aku diterima di jurusan kedokteran di universitas negeri masih di kota yang sama. Sementara, Mas Bram diterima di ITB seperti yang diinginkannya. Kami menjalani LDR selama beberapa tahun.