Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 170 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mother How Are You Today

30 Maret 2024   08:17 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:43 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebenarnya sulungku sudah berkuliah. Ya, aku menikah muda, saat usiaku masih sembilan belas tahun. Kuliah belum selesai, tetapi salah seorang dosen meminangku sehingga aku harus meninggalkan mantan pacar untuk menikah dengan sang dosen! Maka, tidak mengherankan jika mahasiswi tersebut mengira aku belum setua itu. Disapanya aku dengan panggilan 'Mbak' yang cukup aneh saja di telingaku. Aku sudah terbiasa dipanggil Bu karena statusku sebagai guru sekaligus dosen honorer di sore hingga malam hari.

Aku tidak menjawab, hanya mengangguk saja.

"Ini dosennya dari Malang, Mbak ... entahlah kok belum rawuh juga ...," lanjutnya.

"Biasanya belajar pukul berapa?" tanyaku menyelidik.

"Sebentar lagi, biasanya pukul 15.15. Mata kuliahnya cukup sulit, sih! Hingga pukul 16.45 jadwalnya!"

Beberapa teman mahasiswa berusia di atas mahasiswa standar atau umum. Maklum, karena perguruan tinggi swasta ini menampung para karyawan, juga guru yang ingin memperoleh ijazah strata satu. Jadi, tidak heran kalau pada umumnya sudah berumur.

Ketika sudah mendekati 15.15, aku permisi untuk berkenalan. Saat berkenalan itulah, aku katakan bahwa aku menggantikan dosen yang sedang berhalangan hadir. Tentu saja, semua yang awalnya mengira aku sebagai mahasiswa baru, sangat kaget dan terheran-heran.

"Wuah ... maaf, Bu! Tadi saya tidak tahu sehingga menyapa Ibu dengan sebutan Mbak!" sesal salah seorang mahasiswi.

"Tidak masalah, terasa lebih muda juga, 'kan?" selorohku sehingga semua terlihat gembira karena aku bersikap humble, care dan  friendly. Setelah menjelaskan materi selama sekitar 90 menit, aku pun mohon diri. Aku melaporkan kepada petugas administrasi sebagai dosen pengganti. Sebelum pulang, aku memperoleh amplop honor yang entah berapa aku tidak melihatnya. Langsung masuk ke dalam tas.

Pulang dari kampus, sepupu menjemputku dengan sepeda motor. Hal ini karena sebelum sampai kota kelahiran pagi tadi, aku sudah mengabarkannya lewat message.

"Mbak, kudengar Mbak Har sakit. Apa tidak sebaiknya kita mengunjunginya di rumah sakit?" ajaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun