***
Mungkin karena ini bulan Desember, ketika aku berhenti dan menepi kedua kalinya di pinggir jalan, dari radio terdengar lirik lagu dengan tema sama, ah ...
Kali ini Melly Guslaw mendendangkan lagu andalan bertajuk Bunda. Tepat bagian refrein ...
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang
Â
Aku tidak percaya apakah masa kecilku dimanja dan ditimang oleh ibuku? Apakah nenekku yang kupanggil Ibuk dan sebagai sosok Ibu itu memanjakan dan menimangku? Aku tidak pernah ingat lagi. Tidak ada album biru yang mendokumentasikan masa kecilku. Tidak seperti aku yang walaupun sedikit masih menyimpan foto-foto masa kecil ketiga putraku.
Sungguh, aku tidak bisa protes dan complain mengapa masa kecilku kurasakan tidak indah dan tidak manis. Bahkan, masa remajaku pun sering merasa ditolak oleh calon mertua karena keadaan dan keberadaanku. Dikatakan bahwa aku anak haram. Calon mertua mengatakan bahwa bibit, bebed, dan bobot-ku tidak sesuai dengan kriteria mereka.
Apakah hal itu aku inginkan? Jelas tidak! Aku pun tidak bisa menyalahkan kedua orang tuaku dengan alasan mereka masing-masing mengapa harus memindahtangankan pengasuhanku kepada kakek nenek.
Ya, akhirnya ... aku harus tetap tegar. Walaupun aku tidak memiliki sosok ibu sebagai anutanku dan masalah itu menjadi noktah hitam di dalam kehidupanku, aku akan tetap tegar. Biarlah aku tidak pernah merasakan belai kasih sayang ibu, aku yakin Tuhan tetap menyayangiku. Kalau kini ketiga putraku pun tidak mengingatku sebagai ibunya, padahal saat mereka masih kecil aku begitu mengasihi, menyayangi, dan mengasuh mereka dengan sejuta cinta. Aku pun harus tetap tegar.
Meskipun tidak ada kabar yang menanyakan kepadaku "Mother, how are you today? Here is a note from your daughter"Â karena ketiga putraku lelaki semua, aku akan tetap tegar! Aku mengisi hidupku, tepatnya sisa hidupku ini dengan aktivitas yang berguna bagiku pribadi dan bagi sesama. Ya, aku menulis sebagai self healing agar semua rasa negatifku itu sirna.
***