"Kenapa?" matanya terbeliak.
"Berambut!" jawabku pendek.
"Haduh? Jadi ...?"
"Kami bertujuh anak-anak lelaki dan perempuan langsung berhamburan menjerit-jerit. Sejak saat itu rasanya takut ke makam!" lanjutku dengan netra menerawang.
"Lalu apa yang kalian lakukan?"
"Bilang orang tua dan mereka malah melarang kami main di kuburan!"
"Haduh ... jadi kira-kira itu ...?"
"Kepala manusia! Lalu Pak Jogoboyo dan Pak Bayan mencari dan menguburkannya sebagaimana mestinya! 'Kan saat itu zaman pembantaian pengikut palu arit, Mas!"
"Wih, ngeri juga ya pengalamanmu di kuburan!"
"Iya ... makanya jadi trauma. Aku nggak pernah ikut ziarah kubur!"
"Kok, ini kamu mau ikut?"