Usahaku berhasil. Sejak Heru datang ke rumahku sore itu, sikapnya sedikit demi sedikit berubah. Semangat belajarnya pun meningkat. Pelajaran Bahasa Inggris dan IT adalah kegemarannya dan Heru berhasil menunjukkan prestasinya. Dia berhasil menjuarai Story Telling tingkat Kabupaten dan juara 3 merancang desain poster dengan menggunakan aplikasi tingkat provinsi.
Heru tidak memedulikan apakah mama dan papa memberikan waktu untuknya. Buatnya masa depan ditentukan oleh usahanya sendiri. Beberapa orang guru merasa heran dengan perubahan Heru. Saat mereka bertanya kepadaku aku hanya menjawab, "Allah Swt. yang membalik-balikkan hati manusia."
"Seandainya saja saat itu Ibu mempermalukan Heru, mungkin ceritanya akan berbeda ya, Bu?" tanya Heru membuyarkan lamunanku. Aku tersenyum memandang Heru.
Aku bahagia melihat kesuksesan Heru, anak didikku ini. Selepas SMP dia ikut dengan pamannya di Perth. Selanjutnya dia menghabiskan pendidikan SMA dan kuliahnya di sana. Sebagai seorang guru, aku ikut berbahagia dan bangga atas kesuksesan murid-muridku.
Sore itu Heru memberikan kebahagiaan itu. Cinta dan kasih sayang yang kugoreskan dalam kalbunya menjadi jejak cinta yang tak akan pernah lekang oleh waktu. Aku berharap akan banyak lagi Heru-Heru lain yang dapat membuatku bahagia dan bangga.
Hujan mulai berhenti. Di ufuk timur tampak pelangi membias menemani lembayung jingga.
Cerpen ini sudah terbit dalam buku Menapak Jejak Pengabdian. Buku karya bersama teman-teman guru yang tergabung dalam komunitas MGMP Bahasa Indonesia Subrayon Cibadak Kabupaten Sukabumi.