Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novela Bagian 3: Haruskah Luka Bersemayam di Dada?

30 Mei 2022   09:40 Diperbarui: 30 Mei 2022   09:44 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang parahnya lagi, Karina tidak melihat perubahan sikap kedua orang tuanya karena sejak pulang dari Amerika dirinya dipercaya memegang anak perusahaan Ayah. Dia masih baru sehingga harus beradaptasi dan belajar mengelola perusahaan itu dengan baik. Hal itu yang menyebabkan dia sering pulang malam dan jarang bertemu dengan ayah dan Bunda. Karina menyesal mengapa dirinya tidak bisa menangkap perubahan sikap kedua orang tuanya.

Penyesalan memang tak pernah ada di awal kejadian. Percuma Karina menyesali semua yang sudah terjadi. Kini yang harus dilakukan adalah cara dia menyelesaikan prahara di rumahnya itu.

Sejatinya Karina ingin keluarganya utuh seperti dulu. Mereka saling menyayangi dan mengasihi. Semua anggota keluarga saling berbagi dan menghargai. Namun, Karina tahu upayanya tak akan mudah. Ibarat cermin pecah, meskipun dapat direkatkan kembali, bekas retakannya itu akan terus membekas. Begitu juga dengan keluarga ini...

"Aku mau ke kamar dulu, Mbok Nah. Kepalaku pusing menghadapi masalah seperti ini," ujarku sambil berlalu ke kamar.

Saat di kamar Karina mencoba untuk menghubungi Bunda. Sayangnya Bunda tak mau menjawab teleponnya meskipun terdengar nada dering. Berkali- kali Karina mencoba menelepon Bunda, tetapi usahanya gagal. Bunda tidak mau menerima telepon darinya.

Kemudian Karina menelepon ayahnya. Hal yang sama terjadi, ayah tidak mau menerima telepon dari Karina. Karina sudah tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Segera dia mengambil air wudu dan bergegas menjalankan salat duha agar hatinya tenang. Karina memohon petunjuk dari pemilik hati manusia, Allah SWT yang maha membolak- balikan hati manusia.

Karina menangis dalam sujudnya yang panjang. Sementara itu mentari mulai merangkak menjemput siang.

Baca bagian sebelumnya di sini

Bagian 1

Bagian 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun