Mbok Nah tidak menjawab. Dia sudah dipesan oleh kedua juragannya untuk tidak menceritakan masalah ini kepada Karina.
"Kok diam, Mbok? Ceritakan saja semuanya kepada Karin. Toh sekarang Karin sudah mengetahui semuanya. Hanya heran saja, mereka menyembunyikan masalah sebesar ini dari aku, anaknya sendiri." Karina memandang Mbok Nah tajam sambil menuntut jawaban dari wanita itu.
"Kapan tepatnya Si Mbok ora mudeng, Neng. Hanya satu tahun lalu, sebulan sebelum Neng Karin pulang, datang seorang perempuan muda ke rumah ini. Dia menemui nyonya. Si Mboktidak tahu apa yang mereka obrolkan hanya beberapa saat nyonya marah- marah sambil mengusir tamu perempuan dan anak itu." Mbok Nah menjelaskan sambil terus membuat nasi goreng untuk Karina.
"Terus ... apa kelanjutannya?' tanya Karina penasaran.
"Nih... sambil sarapan mendengarnya," kata Mbok Nah sambil menyerahkan sepiring nasi goreng dengan topping telur dadar dan salad sayur," Waktu Mbok Nah mendekati, Nyonya sedang menangis seraya memegang foto pernikahan. Selintas Mbok melihat itu foto Bapak dan perempuan itu dalam pakaian pengantin."
"Itu artinya Ayah menikahi perempuan itu diam- diam dan tidak meminta izin dulu kepada Bunda. Pantas jika Bunda marah dan sakit hati," ujar Karina sewot.
"Apa yang terjadi setelah itu, Mbok? Apakah mereka bertengkar?" Karina bertanya kembali kepada Mbok Nah.
"Anehnya Nyonya tidak marah, Neng. Hanya saja sikapnya berubah kepada Tuan. Nyonya ...." Mbok Nah menjelaskan dengan ragu-ragu.
"Maksudnya aneh, bagaimana, Mbok?" tanya Karina tak sabar.
"Nyonya jarang berbicara dengan Tuan lalu sering pulang malam. Terakhir Tuan memergoki Nyonya sedang berjalan dengan seorang laki-laki di Mall Taman Anggrek. Nyonya bergaul seperti nyonya-nyonya sosialita gitu...." Mbok Nah terlihat hati- hati menjelaskan itu kepada Karina.
Karina memahami sikap Bunda. Bunda membalas perlakuan Ayah dengan cara seperti itu. Anehnya awalnya Bunda tidak pernah bergaul dengan teman-temannya yang seperti itu. Bunda lebih senang berada di rumah dan melakukan kegiatan di rumah. Tetapi kali ini sikapnya berubah drastis. Bunda tidak betah tinggal di rumah.