luka dan mengoyak seluruh asa yang ada dalam sanubarinya.
Saat Karina tahu bahwa kedua orang tuanya sama-sama melakukan perselingkuhan, hal itu menjadi  yang maha dahsyat baginya. Peristiwa yang telah menorehkanBetapa Karina sangat terguncang begitu mendengar Ayah dan Bunda yang selalu penuh kasih sayang, kini harus saling menyakiti. Tak terlihat lagi sorot mesra saat mereka saling memandang seperti yang dia lihat selama ini.
Selama ini mereka sangat romantis dan saling menghargai. Tak sekali pun Karina mendengar kata- kata kasar yang keluar dari mulut Ayah maupun Bunda. Mereka selalu bertutur kata lembut penuh santun.
Namun, kini semuanya berubah. Kejadian semalam telah membukakan mata Karina bahwa tak ada lagi kasih sayang dan cinta di antara keduanya. Karina melihat kebencian dan amarah di mata mereka. Kini semua kebahagiaan yang pernah tercipta di rumah ini telah berubah menjadi prahara.
Karina paham bahwa segala sesuatu di dunia ini akan berubah. Namun, dia tidak paham jika kasih sayang yang dimiliki oleh kedua orang tuanya pun ikut berubah hanya satu alasan dan ego saja. Alasan ayah ingin mempunyai anak laki- laki menurutnya bukan hal yang sangat penting. Menurutnya keinginan ayahnya itu sebatas rasa ego dan syahwat yang tak terkendali.
Ingin memiliki anak laki-laki? Semudah itukah Ayah melupakan rasa cinta yang selama ini ada untuk Bunda? Kemana perginya rasa itu? Lalu apa artinya kehadiran dirinya bagi Ayah? Anak yang sudah berusaha sekuat tenaga agar dapat membanggakan untuk kedua orang tuanya.
Karina pun tak membenarkan sikap Bunda yang membalaskan sakit hatinya dengan perbuatan yang tak bermoral. Bunda yang selama ini dikenal sebagai wanita penyabar telah berubah. Karina tahu betapa sakit hati Bunda saat mengetahui Ayah mendua. Mengapa perselingkuhan yang sama pun dilakukan oleh Bunda?
Dan yang membuat Karina merasa aneh, masalah ini baru dia ketahui padahal dia sudah satu tahun kembali ke Indonesia. Ayah dan Bunda berhasil menutupi perbuatan mereka darinya selama ini. Mengapa pula mereka tak menceritakan saat dirinya berada di Amerika?
Karina memandang mentari yang diam-diam menerobos masuk ke dalam kamarnya. Biasnya memberikan cahaya ke dalam ruang kamarnya yang gelap. Rupanya hari sudah sangat siang. Angka di jarum jam dinding sudah menunjukkan angka 9.
Semalam Karina memang tidak tidur. Dia baru tertidur setelah menjalankan salat Subuh. Pertengkaran Ayah dan Bundanya menguras perasaannya. Penat dan lelah hatinya membuat sekujur tubuhnya lemas.
Kemudian Karina bangkit dan membuka jendela kamar. Dia berharap agar cahaya mentari dan udara pagi memberikan energi positif buatnya.