Parmin ini seorang bisnismen menuruti ucapannya, punya gerobak hasil nabung istri yang jadi pelayan kios batik di pasar Beringharjo. Sebelum punya gerobak ya leyeh-leyeh dia menurut pandangan istrinya, seperti orang-orang sukses di Jakarta.
“Apa bapak punya waktu luang?”
“Memang nopo bu? Kok nanyanya kayak mau menghadap penggede?”
“Ya tanya sajah pak, kalau-kalau punya waktu luang mbok ya kerja, apa sajah asal halal”
“Lah iki bapak lagi sibuk mikir je bu, kerjaan opo yang halal buat bapak… lagian kalau mau cari yang halal yo jangan ngasal, halal kok ngasal…”
“Iya pak, yang penting halal”
“Nah begitu lebih benar bu”
Terbetik di dalam pikirannya yang selalu dia kata jenius untuk bikin angkringan, restoran para marjinal istilah keren yang dia dengar dari Ucup, Yusuf nama sebenarnya, pernah sukses di Jakarta jadi tukang ojek. Dimintanya tabungan istri, tapi dia kata ini hanya pinjaman, nanti dia kembalikan.
“Bener loh pak nanti diganti, itu buat ibu beli mas-masan, tabungan buat anakmu sekolah loh…”
“Tenang bu, bapak pasti ganti kalau sudah sukses”
“Ada bunganya loh pak”