Mohon tunggu...
Nikolas Fernandez
Nikolas Fernandez Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Pelajar yang menyukai teknologi, namun tetap memandang alam. Perantau dari daerah untuk membangun Indonesia. #FromForByIndonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen 'Inem' Karya Pramoedya Ananta Toer

1 Maret 2017   08:57 Diperbarui: 1 Maret 2017   18:00 4977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inem takut, ndoro. Inem takut padanya. Dia begitu besar. Dan kalau menggelut kerasnya bukan main hingga Inem tak bisa bernafas, ndoro…

D. Ibu si Inem: Perempuan desa yang tahu diri namun kurang terpelajar dan mudah mengikuti apa-apa yang diberbuat orang lain.

Kami bukan dari golongan priyayi, ndoro. Aku pikir dia sudah ketuaan setahun. Si Asih itu mengawinkan anaknya dua tahun lebih muda daripada anakku.

E. Bapak si Inem: Jauh dari orang baik-baik, kegemarannya berjudi sabung ayam dan merampok di tengah hutan; merupakan tokoh pendamping. Bukti:

Bapak si Inem seorang pengadu jago. Tiap-tiap hari kerjanya hanya berjudi dengan pertarungann jagonya…

Ibu pernah bilang padaku, bapak si Inem kerjanya yang terutama ialah membegal di tengah hutan jati antar kota kami Blora dan kota pesisir Rembang

F. Gus Muk: Sebagai narator dalam cerita, mempunyai karakter kekanakan yang khas dengan pemberontakan dan pertanyaan masa kecil. Berikut buktinya.

Tetapi aku datang saja ke rumahnya dengan mencuri-curi. Sungguh mengherankan kadang-kadang larangan itu ada dan penting hanya untuk dilanggar. Dan dalam pelanggaran itu ada terasa olehku bahwa apa yang kukerjakan waktu itu menikmatkan. Dan untuk kanak-kanak seperti aku pada waktu itu—oh, alangkah banyak larangan dan pantangan yang ditimpakan pada kepala kami…

Mengapa ada kecelakaan menimpanya?

Dicurikah ayam-ayam kita, bu?

4. Latar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun