Tempat: Blora (sebagai tempat tinggal Inem), di rumah Inem, dapur.
Waktu: Lima hari sebelum dikawinkan, jam 3 pagi, pada suatu sore, di malam hari.
Suasana: Tegang (saat Inem berteriak hampir setiap malam), sedih (saat Inem bercerita pada ibu si Gus Muk).
5. Alur
Alur yang digunakan penulis pada cerpen ini adalah alur maju. Penulis mengurutkan kejadian dari A-Z dimulai dari Inem diperkenalkan, dinikahkan, hingga akhirnya cerai dengan suaminya pada usia 9 tahun.
6. Gaya Cerita
Penulis menggunakan kosakata Jawa kuno untuk memberi kesan 'klasik' (contoh: ndoro, dan sebagainya) sesuai dengan latar waktu yang digunakan; bahasanya sederhana dan mudah dimengerti.
7. Sudut Pandang
Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu yang digambarkan sebagai tokoh Gus Muk sebagai narator dan pemeran sentral yang mendominasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kata 'dia' yang digunakan untuk menceritakan tokoh Inem.
8. Amanat
Walaupun penulis menyiratkan pesan yang terkandung dalam cerita, namun pesan tersebut masih dapat dimengerti oleh pembaca awam. Beberapa pesan yang dapat diambil adalah setiap manusia hendaknya bekerja keras untuk mempertahankan hidupnya. Selain itu, suatu ilmu yang kadang dianggap tabu sebenarnya sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pendidikan sek.