Mohon tunggu...
Nico Sanjaya Praramadhani
Nico Sanjaya Praramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Textile Chemistry 2022

Whatever what they say, be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sang Pendiri dan Pejuang dari Jombang

21 November 2021   12:06 Diperbarui: 21 November 2021   12:20 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke empat; umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali. Ke lima; kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.

"Saya nyatakan lima butir fatwa tersebut sebagai resolusi jihad melawan penjajahan!" Ucap Hasyim.

"Tapi kiai bagaimana jika belanda tidak ingin ada fatwa tersebut dan malah terjadi peperangan yang mengancam pak kiai?"

"Tenang saja kita semua berjihad dijalan Allah, Allah melindungi kita."

Perjuanganku untuk Indonesia berlanjut saat Belanda dengan membonceng NICA kembali bermaksud menjajah nusantara. KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama mengeluarkan resolusi jihad yang berhasil memunculkan gerakan perlawanan terhadap Belanda dan sekutu.

Aku Kiai Haji Hasyim Asyari lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 dengan nama lengkapku Mohammad Hasyim Asyari. Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng dan organisasi NU. Aku adalah Kakek dari almarhum Gus Dur.

Bumi, langit bersedih Sang Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947. Jenazahku dikebumikan di Pesantren Tebuireng Jombang. meninggal di Jombang, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun.

Atas jasanya semasa hidup terhadap negara, Hadhratusy Syeikh Hasyim Asy'ari ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964.

***

Tak terasa malam semakin larut, diluar hujan mulai turun rintik-rintik. Aku yang masih memandang laptopku aku memikirkan betapa luar biasanya tokoh pahlawan ini. Aku harap orang-orang terus mengingat dan mengenang jasa-jasa kepahlawanannya sebagai pahlawan Indonesia. 

Terimakasih KH. Muhammad Hasyim Asy'ari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun