Mohon tunggu...
Nico Andrianto
Nico Andrianto Mohon Tunggu... -

Bersyukur dalam kejayaan, bersabar dalam cobaan......

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

#Puzzle 8: Dust Buster Story

29 Desember 2015   16:18 Diperbarui: 29 Desember 2015   16:30 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukankah korupsi itu lebih jahat, bung. Menghisap bangsa sendiri. Setidaknya aku tidak menghisap darah bangsa sendiri seperti para koruptor itu. Biarlah jika uang haram ini dari aktivitas multinasional company atau hasil spekulasi forex oleh para drakula keuangan internasional, aku nggak ngurus”, tambah Sadrach sambil mengusung sinisme akut kaum liberalis.

Bagiku rangkaian kata-katamu jauh lebih panjang dari maknanya, kawan. Kamu mengalihkan pembicaraan. Korupsi itu jahat siapapun setuju. Kalau masalah korupsi kita bisa sinergi kawan, aku kerja di KPK. Tapi kita sedang membicarakan nasionalisme ekonomi, kawan. Dalam banyak diskusi kau menolak ideologi transnasional sambil menancapkan ideologi transnasional yang lain. Kau bermain politik, kawan”, Jawab Lawe.

Bukankah di dalam hidup itu semuanya bermain politik. Dari hal terkecil, menyuruh anak dengan halus. Bisakah kau membelikan sesuatu nanti diberi uang untuk jajan, misalnya?”, tanya Sadrach. “Ini bisnis besar, kawan”, tambah Sadrach singkat.

Kau seperti anak burung Cuckoo yang menetas dan tumbuh besar di sarang burung lain. Sponsormu sengaja meletakkan telur pemikirannya melaluimu di kepulauan Nusantara. Dan pada saatnya kau akan menjadi penjaga yang setia bagi tuanmu itu. Perilakumu ini seperti Bajaj, badannya seperti mobil tapi jiwanya adalah sepeda motor”, kata Lawe.

(“Kamu hanyalah sekumpulan tulang yang dibungkus daging, berbentuk manusia. Kepalamu adalah sebuah tengkorak dan terdapat sekeping kecil otak di dalamnya yang dibungkus daging. Kamu hanya berlindung dibalik kekuasaan negara sponsormu”, batin Lawe).

Hellooo….., apakah kamu nggak paham, saat ekonomi kita kolaps dulu, apakah itu suatu kejadian ekonomi murni? Privatisasi BUMN kita, liberalisasi pasar kita, liberalisasi politk dan sosial. Tidak kawan, itu hasil sebuah rencana besar yang dirancang dengan sangat rapi. Pertajam instingsmu dengan membaca buku semacam Economic Hit Man - John Perkins, Bro. Saat kurs mata uang melonjak fluktuatif, bank-bank nasional berguguran, itu terjadi karena serangan ekonomi oleh para kapitalis dunia untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dan mendorong pergantian rezim yang mulai sulit dikendalikan saat itu. Jaringan kekuatan itu begitu masif, kawan. Tidakkah kau ingin ikut bergabung denganku di gerbong itu”, tanpa takut Sadrach berkicau.

"When you're dealing with the press, you're playing with a loaded gun, dan media ada disisi kami, saat ini era media, kawanku”, tambah Sadrach.

Kau tolak dan kau akui teori konspirasi dalam beberapa kali diskusi. Kau konsisten untuk tak konsisten, kawan. Tahukah, negerimu lebih banyak kaurugikan daripada kau untungkan. Apa kau tak punya rasa kebangsaan saat melakukan semuanya”, Lawe mencoba bertanya.

Apa itu konsep negara bangsa, sekarang ini yang penting kita bisa makan, kaya, terkenal, syukur-syukur bisa jadi tokoh besar, kawan”, Sadrach memotong ketus.

Jangankan urusan manusia, Kata-kata Tuhan pun akan kami belokkan demi kepentingan para sponsor kami, kapitalis internasional. Liberalisasi yang sangat deras di negara kita itu proyek besar, Saudara. Duit gede. Jualan isu itu akan membuat dolar mengalir ke kantong kita dan kawan-kawan kita. Bukankah permasalahan-permasalahan yang bisa dijual itu memang nyata”, tebas Sadrach.

Tapi itu menggadaikan kedaulatan bangsa, whose agenda is becoming your agenda?” Lawe tak mau kalah sambil memandangi Sadrach layaknya seorang pengkhianat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun