Dan dengan sangat menyesal saya juga tidak bisa berjanji untuk mengunjungi beliau lebih sering seperti yang dimintanya.
Saat berpisah, beliau memeluk saya dengan erat, menciumi saya serta berbisik, “Terima kasih atas kunjungannya nak.”
Kejadian itu terus melekat di benak saya, takjub rasanya, betapa ajaibnya sebuah sentuhan. Sentuhan membuat seseorang merasa diterima, merasa disayang dan merasa dicintai.
Perasaan dicintai ini memberikan energi positif bagi tubuh. Sehingga tubuh mengeluarkan hormon endorfin, hormon kebahagiaan yang membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Sebenarnya teknik sentuhan (healing touch) sudah diajarkan Rasullullah sejak ribuan tahun silam.
Baginda Rasullullah biasa melakukan healing touch dibarengi dengan doa bagi para sahabatnya ketika ada yang sakit.
Seperti yang diriwayatkan Aisyah R.A. berkata, “Rasullullah Shallallahu’alaihi Wassalam, apabila ada orang sakit di antara kami, beliau menyentuhnya dengan tangannya kemudia berdoa, “Hilangkahlah sakit, Wahai Tuhan manusia, dan sembuhkanlah, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari Mu, kesembuhan tanpa meninggalkan rasa sakit”. (HR Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan studi ilmiah, seorang psikolog perkembangan sekaligus pendiri Touch Research Institutes di Washington, D.C, Tiffany Field, Ph.D menjelaskan bahwa sentuhan fisik memiliki efek positif terhadap kesehatan fisik dan psikologis (Dess, 2000). Terlebih pada seorang lansia.
Jadi jika di rumah kita terdapat lansia, apakah dia orang tua kita, nenek atau siapapun dia, berikanlah sentuhan sebanyak-banyaknya.
Memeluknya, mengusap lengannya, mengusap punggungnya, merangkulnya agar dia merasa dicintai dan akhirnya bisa hidup bahagia.
KEDUA, BANGUN KOMUNIKASI POSITIF