Kurangnya dukungan psikososial dapat memperparah tekanan psikis lansia. Lansia yang kurang mendapatkan dukungan psikososial akan merasa kesepian, sedih berkepanjangan, atau bahkan tidak mempunyai semangat untuk hidup.
Apa yang dapat dilakukan jika ada seorang lansia yang tinggal serumah dengan kita? Misalnya orang tua kita, atau kalau pun tidak serumah, tetapi ada dalam pengawasan kita? Apalagi jika orangtua kita sudah sakit-sakitan dan berkurang kemampuan mobilitasnya.Â
Berdasarkan pengalaman penulis mendampingi orangtua dan juga kunjungan penulis ke sebuah Graha Werdha, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan agar lansia dapat menjalani hari-harinya dengan bahagia meskipun dengan keterbatasan yang dimilikinya yaitu:
PERTAMA, BERIKAN SENTUHAN DAN LIHAT KEAJAIBANNYA
Belasan tahun silam dalam kamar yang luas di sebuah Graha Werdha di wilayah Jakarta Selatan, terbaring lemah seorang wanita tua berusia 83 tahun.Â
Saat saya memasuki kamarnya, tampak Oma Jo, begitu beliau biasa dipanggil sedang termenung sendiri dengan posisi tidur miring ke arah jendela, pandangannya menerawang jauh ke luar jendela.Â
Tangannya yang kurus dan pucat memeluk erat bantal guling, seolah sedang mencari perlindungan di sana.Â
Saya tidak mengenalnya, karena kunjungan saya dalam rangka melaksanakan tugas dari dosen saya untuk mata kuliah kesehatan reproduksi lansia.Â
Saat saya mendekati dan menyapanya, tidak ada perubahan ekspresi sedikit pun. Menurut petugas, Oma Jo sudah seperti itu sejak beberapa tahun belakangan ini. Tidak bergairah, lemas, dan cenderung apatis. Mungkin kesepian, atau bisa juga depresi, karena dalam keadaan lemah tak berdaya beliau jauh dari keluarga dan anak-anaknya.Â
Anaknya dua orang, keduanya tinggal di luar negeri. Karena di rumah tinggal sendirian (suaminya telah berpulang), akhirnya beliau minta agar ditempatkan saja di Graha Werdha ini.Â
Dengan alasan di Graha Werdha ini banyak teman dan juga ada perawat dan dokter yang selalu memantau kondisi kesehatannya.