Kulit pisang dipotong dan digiling untuk mengurangi ukuran partikel, yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas permukaan untuk reaksi kimia dan enzimatik.
3. Hidrolisis
Proses ini dilakukan dengan menggunakan asam sulfat encer 5% untuk memecah komponen lignoselulosa menjadi gula sederhana.
4. Fermentasi
Gula yang dihasilkan dari hidrolisis kemudian difermentasi untuk menghasilkan bioetanol.
Metode tersebut dirancang untuk memaksimalkan produksi hioetanol dari limbah buah dengan memanfaatkam proses yang efisien dan berkelanjutan.
Temuan Utama
Optimal pH untuk Hidrolisis
Proses hidrolisis yang dilakukan pada pH 6 menghasilkan konsentrasi bioetanol tertinggi, yaitu 157.0747 mg/ml, sementara pH yang lebih tinggi (pH 12) menghasilkan konsentrasi terendah, yaitu 63.77067 mg/ml. Ini menunjukkan bahwa kondisi asam lebih menguntungkan untuk meningkatkan hasil etanol.
Potensi Limbah Buah
Kulit pisang sebagai limbah buah memiliki potensi yang besar sebagai bahan baku berkelanjutan untuk produksi biofuel, yang dapat membantu dalam mengatasi masalah keamanan energi dan pengelolaan limbah.