Mohon tunggu...
Handri Handri
Handri Handri Mohon Tunggu... -

selalu ada alasan utk ketawa... kalo mau jadi teman harus suka ketawa juga yach... :D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Nanti

9 Maret 2011   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:57 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mesikpun demikian, Rita masih bisa menerima Damar apa adanya sampai mereka dihadapkan pada sebuah permintaan dari kedua orang tua mereka.

"Kalian sudah pacaran lebih dari dua tahun, kenapa kalian belum berniat untuk menikah? Damar kan sekarang sudah kerja, dan kamu sudah lulus kuliah. Apa lagi yang kalian tunggu?" Pertanyaan seperti itu yang kerap kali disodorkan ibu Rita saat Damar bertandang ke rumah Rita dimalam minggu.

Dan nada serupa pun dikumandangkan orang tua Damar setiap kali ada kesempatan. Lama-kelamaan kalimat itu bukan lagi basa-basi, canda, sekedar menggoda, atau bujukan, tapi sudah menjadi desakan hingga perintah.

"Mas Damar, apa yang harus kita lakukan?"

Damar masih diam membisu. Semangkuk bakso hanya ia main-mainkan dengan sendok di tangannya.

Rita menghela nafas resah melihat laki-laki di sebelahnya tidak juga berkomentar. "Mas Damar, aku tidak tahan lagi didesak bapak-ibu."

Damar memasukkan bakso ke dalam mulut, dan mengunyahnya dengan penuh tenaga. Sebutir bakso itu menjadi korban pelampiasan kekesalannya.

"Ini masalah serius, Mas."

"Aku tahu ini masalah serius."

"Lalu...?" Rita menanti jawaban Damar dengan penasaran.

"Kamu kan tahu bagaimana keadaanku sekarang. Keadaan kita. Aku masih harus--."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun