Mohon tunggu...
Neny Silvana
Neny Silvana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Unik, ekspresif, menarik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Fiksi Horror) Tiara, Hantu Anakku

14 Mei 2011   12:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan istrinya mulai mengangkat wajah, kini pandangannya tepat beradu dengan suaminya. Pandangan itu terlihat kosong, sayu dengan raut pucat yang terlihat jelas. Kemudian ia berbicara perlahan.

“Mama sadar, Pa. Ini sedang bermain sama Tiara. Sebentar lagi mama mau memandikannya. Karena besok Tiara mau pergi jauh."   Perempuan itu berkata pada suaminya.

"Ayo Tiara, sapa dan peluk papamu. Katanya Tiara kangen dan ingin bermain bersama papa. Tiara sayang kepada papa dan sangat berat hati untuk berpisah."  Perempuan itu seakan berkomunikasi dengan Tiara.

Mendengar perkataan istrinya itu, suaminya kembali terlihat marah. Tanpa berkata kata ia langsung menarik kuat tangan istrinya. Dia menarik, hingga istrinya terjatuh dari ranjang dan  suaminya menarik paksa istrinya hingga ia terseret dari ranjang tersebut. Perempuan itu menangis dan meronta ronta, memohon agak tidak dipisahkan dengan Tiara. Tapi suaminya tetap tak tersentuh, menyuruhnya diam dan mendengarkan perintahnya.

Kini mereka berada di depan sebuah kaca besar kaca yang biasa dipakai Tiara setiap hari. Sementara itu istrinya diam tidak bersuara.  Seakan pasrah dengan perlakuan suaminya itu.

“Lihat, Ma! Yang harus mandi itu mama!  Bukan Tiara, karena Tiara sudah tidak ada. Dia sudah meninggal, Ma !"

"Sadarlah!  Mama sudah terlalu larut dalam kesedihan. Akhiri semua ini sekarang! Tiara sudah berbeda alam dengan kita.” Ucap suaminya dengan sedih dan perlahan.

Air mata mulai mengalir deras dari mata suaminya, mengiringi kata katanya yang mulai melemah kembali. Sambil berkata ia mencoba mengangkat istrinya untuk segera berdiri.

Setelah istrinya berdiri tegap, dia melepas pegangan tangan di bahu istrinya.

“Lihatlah wajah mama sekarang, penampilan mama sangat tidak karuan, lihat wajah mama sendiri di cermin ini, Ma!” dengan pelan dia mengarahkan istrinya menghadap tepat ke arah cermin.

Setelah yakin posisi istrinya sempurna, kemudian dia mulai melihat ke arah cermin. Dan seketika itupun dia terperanjat. Jantungnya bedegup kencang, darah mengalir dengan cepat disetiap nadinya. Mata suaminya terbelalak. Melotot tajam ketika melihat tubuh istrinya  dan  sebuah sosok kecil di cermin itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun