Mohon tunggu...
Nenk Mawar
Nenk Mawar Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Saya hanyalah penulis receh yang tengah berperang dengan pena dan menggoreskan kata-kata

Hidup hanya sekali, buatlah hidupmu berwarna. Jangan engkau menyia-nyiakannya tetap semangat apapun keadaannya keep fighthing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dara

11 Juni 2020   19:31 Diperbarui: 11 Juni 2020   19:47 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: onlogdd.com

"Tidak pernah ...."

"Lantas bagaimana kau tahu?"

"Tunggu ya, biarkan aku menghabiskan kunyahanku ...."

Daesi menekan tawanya menutupi mulutnya dengan tangan, sangat lucu melihat Liza wanita yang telah dikarunia dua buah hati itu meskipun umurnya sudah tak lagi mudah, namun ia seperti kelihatan umur 35 tahun.

"Jangan kau ketawai, wanita ini. Daesi ... kau sangat penasaran sepertiny? Asal kau tahu, si cantik Dara dulu adalah tetanggaku."

"Terus?"

"Hemmm ... aku sangat prihatin bila mengingatnya, kalau menceritakan tentang kehidupannya seperti menggali sebuah kenangan yang telah terkubur."

Liza menghentikan ceritanya, ia meneguk teh hangat yang ada di hadapannya. Dia harus menguatkan hati bila ingin melanjutkan cerita tentang Dara, ah wanita cantik itu sangat malang sekali. Andai saja di ijinkan untuk mengadopsi, mungkin dia sudah menjadi sebagian keluarganya. Tapi ia tak ada keberania untuk mengambil Dara kecil, sering kali melihatnya menangis karena dia lapar. 

Namun di dalam rumah itu tak ada satu orang pun, ada seorang abang pun kerjaannya hanya suka minuman keras. Sedangkan seorang ibu dan ayah yang ia harapkan tak pernah peduli tentang Dara, hingga suatu siang ketika ia sepulang dari sekolah, Ibunya Lisa menemukan Dara yang pingsan di depan rumahnya.

"Dia sudah cukup menderita oleh ulah kedua orang tuanya, walaupun ia sibuk entah dengan kantornya atau teman bisnisnya. Bisakah meluangkan sedikit waktu untuk bersamanya?"

Tak terasa Daesi meresapi cerita yang Liza terangkan, sungguh beruntungnya dia mempunyai orang tua yang begitu menyayanginya. Uang bukanlah segalanya untuk anak-anak, namun kasih sayanglah yang mereka butuhkan bukan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun