"Dara, kau sangat cantik. Lihatlah foto ini!" serunya memperlihatkan sebuat foto kenangan.
Suster itu dengan hati-hati membaca setiap tulisan yang menggores dibuku usang nan lapuk. Sesekali ia menatap Dara, tersenyum simpul sembari mengayunkan tangannya untuk terus melanjutkan membaca.
"Daesi!"
Terperanjat dan langsung menutup buku usang itu, lalu sangat canggung ia membalikkan badannya dan ternyata itu Liza yang berdiri dengan selimut yang menumpuk ditangannya.
"Bisakah kau, rapikan kamar sebelah? Jangan membuang waktu kerja, cepatlah bergerak ...."
"Ok ... ok ...."
Ia pun dengan tergesa-gesa membereskan obat-obat yang ada dimeja samping ranjang, sebari memberi pesan pada Dara. "Aku akan kembali ...." Dia bergegas meninggalkan kamar Dara.
Liza melihat tingkah laku Daesi sedikit aneh, ia pun memandangnya sampai Daesi masuk dalam bilik sebelah. Sejenak Liza memandang Dara yang tengah bersandar, dan ia tersenyum simpul berlalu membawa selimut.
      *****
Siang yang mendung membawa Daesi dalam lamunan, ia ingin sekali ke bilik Dara. Namun ia tak ingin mengganggu Dara yang tengah beristirahat, teh hangat di tangannya sedikit membuat dia mencoba mengingat selarit tulisan dalam buku usang yang pernah dia baca.
Sebuah tepukkan lembut mendarat di bahunya, seketika itu ia terperanjat dan membuka matanya. Dia melihat sosak Liza yang tengah duduk di sampingnya membawa seplastik gorengan tahu yang masih mengepul.