Sesampai diparkiran pun Jupri segera menggendong Mbah Sumi yang lemas tak sadarkan diri diikuti oleh Ratih yang tak henti-henti menangis, ia mengahampir suster yang tengah mambawa kursi roda dan ia pun meminta mendudukkan Mbah Sumi membawanya di ruangan periksa.
"Tidakkk! Bagaimana aku mendapatkan golongan darah O, dok. Sedangkan darahku A." Seorang berteriak di luar ruangan pasein, bahkan sepertinya menangis merasa menyesal dan seakan berat sekali hidupnya.
Ratih sangat penasaran siapa yang berteriak-tetiak diruangan seperti ini, sangat tidak sopan meskipun ia dalam kesediahan setidaknya menghargai orang yang tengah sakit dirawat di ruangan itu. Dia sangat bersyukur dokter segera menangani ibunya dan sang ibu tidak apa ia hanya pingsan dan sedikit memar dibagian jidatnya, kakinya hanya terseleo itu akan segerah sembuh begitupun dengan memarnya.
Mata Ratih menyapa segalah ruangan pasein itu dipenuhi oleh dengan bermacam penyakit yang tengah dirawat namun matanya tertuju pada wanita yang ada diujung kamar, beberapa perawat tengah membantu membersikan darah-darah yang menempel pada wajahnya, ia sangat penasaran pada wanita itu sehingga membuatnya berani bertanya pada dokter yang sedang mengganti infus pada pasein.
"Maaf dok, kalau boleh tahu apa ia kecelakaan?"
"Benar Bu, dan ia sedang membutuhkan golongan darah O."
Dia terdiam ketika sang dokter berkata golongan darah O, ia mengingat-ingat golongan darahnya karena dulu pun ia pernah mengikuti donor darah bersama tetangganya."Tunggu, dok. Golongan darahku juga O. Aku bisa membantunya dok."
Sang dokter terkesima melihat wanita muda yang sangat bersemangat mendonorkan darahnya, jarang sekali orang mau membantu dengan bersemangat sebegitunya. "Apakah Ibu yakin? Kalau begitu mari kita keruangan untuk mengambil darah."
"Baik dok, tenang saja aku tak punya penyakit komplikasi dan aku pun pernah ikut donor darah." Ratih tersenyum ketika dokter itu menyilakannya dia masuk dan memberi surat tentang wanita yang kecelakaan itu, ia tertegun membaca atas nama pasein yang terterah di atas kertas putih itu.
"Apakah yang bertanggu jawab wanita itu suaminya, dok?"
"Benar Bu, disitu sudah tertulis bahwa Pak Sugiman adalah suaminya sekarang beliau tengah keluar apakah Ibu ingin menunggu Pak Sugiman?"