Maksudnya? Ternyata, di awal perjalanan menyusuri sungai di Situ Cileunca, sungainya tidak alami karena dialirkan dari waduk yang kederasan arusnya diatur oleh waduk. Kalau sungai alami ya berarti alami dari alam. Oh begitu.
Sumber air Sungai Palayangan berasal dari Situ Cileunca. Karena berasal dari danau hasil bendungan, aliran air Sungai Palayangan terhitung relatif stabil sepanjang tahun.
Jadi, masih tetap aman berarung jeram sekalipun dalam kondisi hujan. Itulah yang membedakannya dengan sungai-sungai lainnya seperti sungai Cisangkuy, Citarum dan Cikapundung.
Karena sungai ini tidak terlalu lebar, maka bisa ditemui tim rescue yang berjaga tidak jauh dari sisi sungai, di sekitar jeram-jeram tertentu. Jika kami kesulitan melintas, tim rescue ini akan ikut membantu mendorong.
Sepanjang mengarungi sungai, kami disuguhi dengan pohon-pohon yang rindang. Kita disuguhi lanskap eksotis dari tiga kawasan wisata. Berlokasi di dataran tinggi dengan ketinggian 1.550 mdpl membuat sungai ini punya pesona tersendiri.
Airnya jernih dan dingin, udaranya bersih, nuansanya sejuk. Ditambah lagi bebauan khas tanah dan tanaman hijau di ketinggian yang khas.
Karena keeksotikannya ini beragam tempat penginapan di pinggir sungai juga ditawarkan buat wisatawan. Ada yang berupa tenda atau glamping, ada semacam rumah kecil, ada juga kamar-kamar berbentuk kerucut.
Sepertinya asyik juga menginap di situ. Ada yang untuk 2 - 4 orang, ada juga yang lebih dari itu.
Nah, jenis jeram  ketiga atau terakhir adalah turbulence. Ini yang paling seru, dan pastinya paling menantang. Dikatakan turbulence karena gelombang berpusar di bawah permukaan air.
Biasanya terjadi karena adanya perbedaan kedalaman sungai, dan di sekitarnya terdapat bebatuan besar. Katanya, kalau sungai terlihat tenang berarti dalam, yang bisa mencapai 5 meter.